Histiyani, Hesti (2023) Asuhan Gizi Pada Pasien Anak dengan Bronkopneumonia dan Gizi Buruk Riwayat Down Syndrome + Atrial Septal Defect di Ruang Anak Mawar Kuning RSUD Sidoarjo. [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
RINGKASAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (75kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1. Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (85kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (89kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
G42202037_Fullteks.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Pelaksanaan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) dilaksanakan selama 2 bulan dimulai tanggal 4 Oktober – 27 November 2023 di RSUD Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Tujuan umum pelaksanaan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman mahasiswa mengenai kegiatan Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Tujuan khusus pelaksanaan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) ini adalah mengkaji data dasar pasien, mengidentifikasi masalah dan menentukan diagnosis gizi pasien, menyusun rencana intervensi dan monitoring evaluasi asuhan gizi pasien, serta mengimpelementasikan asuhan gizi pasien dan monotoring evaluasi pasien. Anak dengan usia kurang dari 6 tahun belum memiliki imunitas yang sempurna sehingga sangat mudah untuk terserang penyakit infeksi. Selain itu faktor status gizi yang kurang akan mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi (Aslina, 2018). Status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan balita mudah terkena suatu penyakit. Malnutrisi dengan infeksi memiliki hubungan saling berinterasi timbal balik, dimana malnutrisi akan menyebabkan penderita mudah terkena infeksi pneumonia dan infeksi pneumonia dapat memperburuk keadaan malnutrisi (Salsabila EN & Mardiati M,2022). Bronkopneumonia atau disebut pneumonia lobularis adalah suatu inflamasi pada parenkim paru yang terlokalisir biasanya mengenai bronkiolus dan juga alveolus di sekitarnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 terdapat peningkatan prevalensi pneumonia dari 1,6% pada tahun 2013 menjadi 2% pada tahun 2018. Hal ini menunjukan adanya perburukan peningkatan prevalensi penyakit pneumonia yang terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Berdasarkan hasil skrining menggunakan StrongKids, didapatkan implementasi skor 2 yaitu tergolong risiko malnutrisi sedang, maka akan dilanjutkan ke Proses Asuhan Gizi Terstandar yaitu diawali dengan pengkajian gizi. Data hasil assessment didapatkan bahwa antropometri pasien mengalami gizi buruk, untuk data biokimia pasien mengalami anemia defisiensi besi ditandai dengan kadar Hb, HCT, MCHC, dan eritrosit yang rendah serta mengalami infeksi bakteri yang ditandai dengan kadar leukosit pasien tinggi, lalu untuk data fisik klinis pasien mengalami takikardi, panas, bronkopneumonia, dan tampak kurus. Serta, berdasarkan data Dietary History bahwa asupan pasien tergolong deficit berat Diagnosa gizi yang ditetapkan yaitu NI-2.1 yaitu Inadequat oral intake, NI-5.1 yaitu Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik (protein), NB-1.2 yaitu Perilaku dan kepercayaan orang tua pasien yang salah, dan NI-5.2 yaitu Malnutrisi . Intervensi yang diberikan yaitu pemberian diet modifikasi komposisi zat gizi makanan yaitu Tinggi Energi Tinggi Protein, pemberian diet modifikasi komposisi zat gizi mikro mineral yaitu vitamin A, vitamin C, Fe, dan zinc untuk mengurangi peradangan infeksi pada pneumonia serta meningkatkan system kekebalan tubuh pasien, serta pemberian edukasi gizi kepada keluarga pasien terkait diet yang dijalani pasien. Berdasarkan hasil monev yang telah dilakukan bahwa data atropometri pasien terdapat kenaikan berat badan 0,1 kg (mencapai target), lalu data biokimia : Data HCT, Hb, MCHC, dan Eritrosit pasien yang masih rendah (tidak mencapai target) dan kadar leukosit pasien menjadi normal (mencapai target), lalu data fisik klinis : pasien masih mengalami batuk dan sesak, serta data dietary history : asupan pasien di RS ditambah dari parenteral dan obat/suplemen dan asupan yang mengalami peningkatan yaitu di hari monev kedua mencapai 75% untuk % asupan energi sebesar 88,50% (mencapai target), % asupan protein 116,41% (mencapai target), % asupan lemak 60,42% (tidak mencapai target), % asupan KH 80,93% (mencapai target), % asupan vitamin C 12,57% (tidak mencapai target), % asupan vitamin A 84,29% (mencapai target), dan % asupan Fe 63,68% (tidak mencapai target). Pemberian edukasi gizi terdapat peningkatan pengetahuan dari orangtua khususnya sang Ibu yang dilihat dari sang Ibu dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan setelah penyampain materi.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Bronkopneumonia, Gizi Buruk, Down Syndrome, dan Atrial Septal Defect | ||||||
Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi | ||||||
Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL | ||||||
Depositing User: | Hesti Histiyani | ||||||
Date Deposited: | 26 Jul 2024 07:46 | ||||||
Last Modified: | 26 Jul 2024 09:10 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/35173 |
Actions (login required)
View Item |