Hananta, Daffa (2023) Manajemen Asuhan Gizi Klinik Pasien Bedah Kolelitiasis di Ruang Cattyleya Kamar 7B di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
RINGKASAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (11kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB I PENDAHULUAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (71kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (10kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf Restricted to Registered users only Download (884kB) | Request a copy |
Abstract
Dewasa ini perubahan gaya hidup cenderung mengalami modernisasi dan kemajuan seiring perkembangan zaman. Salah satu perubahan yang dapat dirasakan banyaknya makanan cepat saji yang beredar. Keberagaman jenis makanan cepat saji dari makanan ringan hingga berat mudah ditemukan di era sekarang (Lestari, 2021). Kolelitiasis merupakan penyakit yang disebabkan adanya batu empedu pada saluran atau kantung empedu (Rizky, dkk. 2019). Penyakit ini terjadi akibat dari penumpukan kolesterol di organ empedu karena konsumsi lemak kolesterol berlebihan. Selain asupan kolesterol berlebihan faktor risiko penyakit ini adalah usia diatas 40 tahun, wanita, dan asupan serat berlebihan (Hasanah, 2015). Penatalaksanaan diet batu empedu digunakan dalam upaya pemeliharaan dan pencegahan timbulnya batu baru. Secara umum rekomendasi diet untuk penderita batu empedu adalah menghindari makanan tinggi lemak terutama kolesterol dan meningkatkan asupan serat. Hasil assessment pasien memiliki status gizi gemuk, nilai biokimia normal, asupan makan sebelum masuk rumah sakit normal, dan pasien sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan tinggi lemak sebelum terdiagnosa penyakit kolelitiasis. Pasien juga kurang menyukai sayuran dan buah-buahan yang menjadi pemicu terjadinya penyakit. Terapi diet pasien di rumah sakit sebelum operasi pasien dipuasakan dokter dan setelah operasi dilakukan puasa selama enam jam. Pasien setelah puasa diberikan makanan cair dan ditingkatkan menjadi makanan saring seiring dengan kondisi pasien yang mulai membaik. Satu hari pasca operasi mendapatkan makanan lunak dan terus ditingkatkan teksturnya menjadi makanan biasa ketika akan pulang. Konsumsi makanan pasien fluktuatif karena pasien merasa mual pasca operasi.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi | ||||||
Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL | ||||||
Depositing User: | Daffa Hananta | ||||||
Date Deposited: | 20 Jul 2023 01:25 | ||||||
Last Modified: | 20 Jul 2023 01:26 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/25185 |
Actions (login required)
View Item |