Mursid, Mahirul and Raafi'u, Brian and Zain, Alex Taufiqurrohman and Shiddieqy, Rizaldy Hakim Ash and ‘Adziimaa, Ahmad Fauzan (2022) Rancang Bangun Water Treatment System untuk Mengubah Air Payau Menjadi Air Tawar dengan Metode Reverse Osmosis sebagai Air Layak Minum untuk Masyarakat Pesisir. [Experiment] (Submitted)
Text
Laporan Akhir PAKERTI 2022.pdf Download (1MB) |
Abstract
97.5% dari bumi terdiri dari air, namun air yang layak untuk dikonsumsi hanya 2.5%. Hal ini menunjukan bahwa begitu besar jumlah air, tetapi hanya sedikit sekali air yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat sekitar pesisir pantai memanfaatkan air yang bersumber dari air galian sumur. Namun, adanya intrusi air laut menjadi penyebab air menjadi asin atau payau dan hal ini sering dikaitkan dengan permasalahan kebutuhan air bersih untuk layak konsumsi di daerah pesisir pantai. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2010 tentang persyaratan air minum diantaranya tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Apabila air yang dikonsumsi tidak sesuai dengan parameter kelayakan air minum akan dapat mengganggu kesehatan pada tubuh. Untuk kadar salinitas air layak konsumsi yaitu kurang dari 0.2 ppt (parts per thousand), sedangkan menurut WHO (World Hearth Organization) kadar TDS yang sangat baik yaitu tidak lebih dari 300 ppm (parts per million). Selain itu juga, tingkat turbiditas tidak lebih dari dari 5 NTU. Saat ini, salah satu cara yang paling efektif yang digunakan untuk mengolah air payau menjadi air layak minum yaitu dengan menggunakan metode reverse osmosis. Namun, untuk dapat memenuhi nilai dari parameter kelayakan air minum diperlukan sistem kontrol yang dapat mengendalikan hasil filtrasi reverse osmosis. Maka dari itu, dalam Tugas Akhir kali ini dirancang sebuah sistem kontrol hasil filtrasi reverse osmosis dengan tujuan untuk menghasilkan produk air layak minum yang berasal dari air payau agar sesuai dengan parameter kelayakan air minum. Sistem kontrol on-off digunakan untuk mengendalikan kualitas kadar salinitas, turbiditas, dan TDS yang dihasilkan oleh filtrasi reverse osmosis. Selain itu, sistem kontrol juga digunakan pada tangki filter antibakterial untuk mengendalikan level yang masuk ke tangki agar selalu berada pada ketinggian 15 cm. Kualitas air hasil filtrasi reverse osmosis dari air baku payau yaitu TDS = 202.34 ppm, turbiditas = 1.07 NTU, salinitas = 0.2 ppt, dan pH = 8.40. Sedangkan kualitas air hasil filtrasi dari air baku PDAM yaitu TDS = 180.67 ppm, turbiditas = 0.51 NTU, salinitas = 0.14 ppt, dan pH = 8.23. Pada parameter bakteriologi yang dilakukan dengan melakukan uji laboratorium tidak ditemukan adanya bakteri pada filtrasi air PDAM. Namun, untuk filtrasi air payau masih ditemukan bakteri koliform sebanyak 7 MPN/100mL. Hal ini dikarenakan lama waktu penyinaran ultraviolet untuk filtrasi air PDAM tidak sama dengan air payau.
Item Type: | Experiment |
---|---|
Subjects: | 410 - Rumpun Ilmu Teknik > 450 - Teknik Elektro dan Informatika > 455 - Teknik Kendali (atau Instrumentasi dan Kontrol) |
Divisions: | Jurusan Teknik > Prodi D4 Mesin Otomotif > General |
Depositing User: | Alex Taufiqurrohman Zain |
Date Deposited: | 31 May 2023 03:39 |
Last Modified: | 31 May 2023 03:39 |
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/18368 |
Actions (login required)
View Item |