Asuhan Gizi Pada Pasien Bedah Post Operasi Sectio Caesarea (SC) G2P1A0 36/37 Minggu, Preskep, BSC dan Ketuban Pecah Premature Dengan Gizi Kurang di Ruang Obgyn Al-Aqsha 4 RSUD Haji Provinsi Jawa Timur

Iftitah, Titin (2023) Asuhan Gizi Pada Pasien Bedah Post Operasi Sectio Caesarea (SC) G2P1A0 36/37 Minggu, Preskep, BSC dan Ketuban Pecah Premature Dengan Gizi Kurang di Ruang Obgyn Al-Aqsha 4 RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
Ringkasan_Titin Iftitah.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (333kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1_Titin Iftitah.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (226kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka_Titin Iftitah.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (332kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
Titin Iftitah_Laporan MAGK Lengkap.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pelaksanaan magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) ini dilakukan selama 2 bulan dimulai pada tanggal 02 Oktober – 27 November 2023 pada pasien obgyn di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. Tujuan pelaksanaan magang ini yaitu mahasiswa mampu memahami Manajemen Asuhan Gizi Klinik, mampu mengkaji data dasar pasien, mampu mengidentifikasi masalah dan menentukan diagnosis gizi pada pasien, mampu mengidentifikasi masalah dan menentukan diagnosis gizi pada pasien, mampu menentukan rencana intervensi, monitoring, dan evaluasi, dan mampu melakukan pemorsian menu makanan sesuai dengan perencanaan intervensi, serta mampu mempresentasikan laporan hasil analisis kegiatan manajemen asuhan gizi klinik. Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau sectio caesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 2012). Kelahiran bayi yang tidak normal disebabkan karena berbagai faktor seperti salah satunya yaitu adanya kelainan dan hambatan pada proses persalinan sehingga mengharuskan dilakukan tindakan pembedahan, kondisi yang demikian dapat dipicu karena adanya preeklamsia, plasenta previa disproporsi chepalo pelvic, partus lama, repture uteri yang membahayakan, dan malpresentasi janin. Proses operasi diawali dengan tindakan anastesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan intoleransi aktivitas. Selain itu, efek anastesi dapat menyebabkan konstipasi. Selama operasi, akan dibuat sayatan pada dinding perut sehingga menyebabkan jaringan terpotong, merangsang area sensorik sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, khususnya nyeri. Berdasarkan hasil assessment yaitu pasien berjenis kelamin perempuan berusia 19 tahun dengan diagnosis bedah post operasi sectio caesarea (SC) G2P1A0 36/37 minggu, preskep, BSC dan ketuban pecah premature dengan gizi kurang. Setelah dilakukan perhitungan IMT untuk menentukan status gizi pasien maka didapatkan hasil yaitu status gizi pasien tergolong gizi kurang. Berdasarkan pemeriksaan biokimia didapatkan hasil hemoglobin pasien tergolong rendah. Hasil skrining gizi menunjukkan pasien tergolong beresiko tinggi, maka asuhan gizi individual dan monitoring dilakukan setiap hari. Keluhan pasien yaitu nyeri hebat pada bagian perut sehingga mempengaruhi hasil recall 24 jam pasien yang tergolong defisit. Diagnosis gizi pasien terdiri dari peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan adanya penambahan kebutuhan kalori selama masa menyusui sebesar 330 kkal, asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kondisi pasien yang mengalami penurunan nafsu makan karena nyeri pada perut, asupan Fe tidak adekuat berkaitan dengan pemilihan jenis makanan sumber Fe pasien yang kurang beragam, pola makan pasien yang tidak tepat berkaitan dengan ketidaksiapan pasien untuk merubah perilaku terkait pangan dan gizi, berat badan kurang berkaitan dengan pola makan pasien yang tidak teratur yaitu makan 2-3x/hari cenderung lebih sering 2x hari, perubahan nilai laboratorium spesifik zat gizi Fe berkaitan dengan peningkatan kebutuhan zat besi akibat adanya peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Intervensi gizi yang diberikan yaitu pemberian diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) dengan total kebutuhan energi sebesar 2.313,6 kkal, diberikan 3x makanan utama 2x selingan, dan diberikan edukasi dan konseling gizi. Hasil monitoring dan evaluasi asupan makan pasien yaitu mengalami peningkatan dalam kurun waktu 3 hari, tidak dilakukan pemeriksaan biokimia lanjutan. Berdasarkan hasil edukasi gizi maka pasien mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan. Pasien mengajukan pertanyaan dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorYuanta, YohanNIDN0028069103
Uncontrolled Keywords: Sectio Caesarea (SC) G2P1A0 36/37 Minggu, Preskep, BSC dan Ketuban Pecah Premature, Gizi Kurang
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 351 - Kesehatan Masyarakat
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 370 - Ilmu Keperawatan dan Kebidanan > 382 - Reproduksi (Biologi dan Kesehatan)
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 400 - Ilmu Farmasi > 401 - Farmasi Umum dan Apoteker
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 400 - Ilmu Farmasi > 406 - Farmasi Makanan dan Analisis Keamanan Pangan
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 355 - Epidemiologi
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL
Depositing User: Titin Iftitah
Date Deposited: 27 May 2024 01:14
Last Modified: 27 May 2024 01:16
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/31930

Actions (login required)

View Item View Item