HARDIYANTI, AMINDA AYUNG (2020) Perbandingan Efisiensi Finansial Aplikasi Pestisida Organik Dan Konvensional Pada Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum Annuum L.). [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
04. RINGKASAN.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (188kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
09. BAB 1. PENDAHULUAN.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (374kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
14. DAFTAR PUSTAKA.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (182kB) |
|
Text (Full Text)
D31170557_LAPORAN LENGKAP_PKL.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
PERBANDINGAN EFISIENSI FINANSIAL APLIKASI PESTISIDA ORGANIK DAN KONVENSIONAL PADA TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) di Departemen Proteksi Tanaman Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Aminda Ayung Hardiyanti, NIM D31170557, Tahun 2019, Program Studi Manajemen Agribisnis, Jurusan Manajemen Agribisnis, Politeknik Negeri Jember, Linda Ekadewi Widyatami SP., MP. Praktek Kerja Lapang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, pemahaman mahasiswa, serta wawasan mengenai kegiatan perusahaan/industri untuk membandingkan antara teori yang diperoleh dengan proses kerja yang ada di industri, demi mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja di lapangan. Kegiatan yang dilaksanakan selama PKL meliputi: (1) Proses pembuatan asap cair, dimana proses pembuatannya menggunakan sistem pirolisis, yang menggunakan bahan antara lain berbagai macam jenis kayu, sekam, tempurung kelapa dan sebagainya. (2) Proses pembuatan minyak atsiri dalam pembuatannya menggunakan teknologi destilasi, menggunakan bahan antara lain serai wangi, sirih dan sebagainya, yang memudahkan memilih bahan memiliki ciri khas aroma menyengat dan rasa pahit. (3) Proses pembuatan pestisida nabati micessla menggunakan teknologi ekstraksi maserasi yang menggunakan bahan penyusunnya antara lain: mimba, cengkeh, serai wangi, sirih, dan laos (lengkuas). (4) Proses perbanyakan pestisida hayati adalah pestisida yang komposisinya berasal dari mikroorganisme (agens hayati). Agens hayati merupakan setiap organisme yang meliputi spesies, atau varietas dari semua jenis serangga, nematoda, protozoa, jamur, bakteri, virus, mikro plasma,serta organisme lain. Teknologi perbanyakan ini dilakukan dengan alat bioreaktor. Kini pertanian mulai bergerak menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida berbahan kimia. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian OPT yang ramah lingkungan Usaha tani tanaman cabai (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena tidak memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, dibutuhkan budidaya cabai yang ramah lingkungan. Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh pada petani. Dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sering diharapkan pada permasalahan pengetahuan petani yang masih relatif rendah, keterbatasan modal, lahan garapan yang sempit serta kurangnya ketrampilan petani yang nantinya akan berpengaruh pada penerimaan petani (Antara dkk, 1994). Perlakuan cabai merah besar secara organik dengan penggunaan pestisida organik berupa Micessla sebagai anti bakteri pada tanaman serta Beuveria sebagai anti penyakit menghasilkan produksi sebanyak 1.250 gram atau 12 unit dengan biaya total sebesar Rp. 22.350 mendapat penerimaan sebesar Rp. 30.000. Analisis Break Event Point (BEP) Produksi 9 unit dengan hasil produksi berjumlah 12 unit dapat dikatakan layak untuk diusahakan Perlakuan cabai merah besar secara konvensional dengan penggunaan pestisida organik Zephyr sebagai anti penyakit dan pupuk kimia NPK menghasilkan produksi sebanyak 510 gram atau menjadi 5 unit dengan biaya total sebesar Rp. 21.140 mendapat penerimaan sebesar Rp. 7.500 dinyatakan merugi dan tidak layak diusahakan ataupun dilanjutkan. Analisis Break Event Point (BEP) Produksi 14 unit dengan hasil produksi berjumlah 5 unit dapat dikatakan tidak layak untuk diusahakan dikarenakan hasil dari perlakuaan secara konvensional ini tidak mencapai titik impas.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Subjects: | 550 - Rumpun Ilmu Ekonomi > 570 - Ilmu Manajemen > 571 - Manajemen | ||||||
Divisions: | Jurusan Manajemen Agribisnis > Prodi D3 Manajemen Agribisnis > PKL | ||||||
Depositing User: | Theresia | ||||||
Date Deposited: | 02 Nov 2020 03:13 | ||||||
Last Modified: | 02 Nov 2020 03:14 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/563 |
Actions (login required)
View Item |