Uji Ketahanan Tujuh Genotipe Kedelai (Glicine max(L.) Merril) Terhadap Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Metode IWGSR

Sjamsijah, Nurul and Rahayu, Sri and Buyung Putra Adi Listanto, Buyung Putra Adi Listanto (2017) Uji Ketahanan Tujuh Genotipe Kedelai (Glicine max(L.) Merril) Terhadap Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Metode IWGSR. Journal of Applied Agricultural Sciences, 1 (1). pp. 12-20. ISSN 2549-2934

[img] Text (Hasil Turnitin)
Uji Ketahanan Tujuh Genotipe Kedelai (Glicine max (L.) Merril) Terhadap Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Metode IWGSR.pdf - Supplemental Material

Download (2MB)
[img] Text (Hasil Peer Review)
1. Uji Ketahanan Tujuh Genotipe Kedelai...pdf - Supplemental Material
Restricted to Repository staff only

Download (848kB)
Official URL: https://agriprima.polije.ac.id/index.php/journal/a...

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai adalah serangan penyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Untuk mendapatkan varietas unggul baru yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun dapat dilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman dan penujian tingkat ketahanannya menggunakan uji ketahanan metode IWGSR (International Working of Soybean Rush). Penelitian ini dilakukan di Desa Banjarsengon, Patrang, Jember. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 13 genotipe yang terdiri dari 4 tetua, meliputi: (1) Rajabasa, (2) Dering, (3) Polije-2 dan (4) Polije-3, 7 hasil persilangan RD, P2R, P2D, P2P3, P3R, P3D, P3P2 serta 2 varietas pembanding (1) Malabar, (2) Ringgit. Parameter pengamatan terdiri dari penghitungan nilai IWGSR, umur berbunga, jumlah polong, berat biji pertanaman, dan berat 100 biji. Kemudian data dianalisis menggunakan uji F (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe P2D, P2P3, P3D, P3R dan P3P2 memiliki daya tahanterhadap serangan karat daun dengan notasi R (Resistance) dan memiliki masa berbunga cepat yaitu: 31,6 hari, 31, 8 hari, 32,2 hari, 31, 9 hari dan 32,4 hari. Hasil pertanaman ketiga genotipe tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe hasil persilangan yang lain dan empat tetua yaitu Rajabasa, Dering, Polije-2 dan Polije 3 dengan nilai P2D (16,6 g), P2P3 (16,5 g) serta P3D (16,9 g). Berdasarkan penghitungan hasil per hektar genotipe P2D, P2P3, P3D, P3R dan P3P2 memiliki nilai tinggi yakni 2,76, 2,78, 2,67, 2,62 dan 2,70 ton.

Item Type: Article
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
AuthorNurul Sjamsijah, Dr. Ir. Nurul Sjamsijah, MP.0007036002
Subjects: 140 - Rumpun Ilmu Tanaman > 150 - Ilmu Pertanian dan Perkebunan > 156 - Pemuliaan Tanaman
Divisions: Arsip Khusus
Depositing User: Dr. Ir. Nurul Sjamsijah, MP
Date Deposited: 02 May 2023 02:45
Last Modified: 02 May 2023 04:21
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/5293

Actions (login required)

View Item View Item