Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Ruang Teratai Berdasarkan Barber Johnson RSUD R.T Notopuro Sidoarjo Periode Triwulan III Tahun 2025

Sari, Yenita (2025) Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Ruang Teratai Berdasarkan Barber Johnson RSUD R.T Notopuro Sidoarjo Periode Triwulan III Tahun 2025. [Experiment] (Unpublished)

	Text (Ringkasan) Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (260kB)
	Text (Bab 1 Pendahuluan) Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (258kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (233kB)
	Text (Laporan Lengkap) Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (2021), instalasi rawat inap adalah tempat pelayanan pasien dengan menempati tempat tidur untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan layanan kesehatan lainnya. Data kegiatan rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat inap, dikumpulkan melalui sensus harian, register unit, dan rekam medis. Rekam medis mencatat identitas pasien, pemeriksaan, tindakan, dan pengobatan yang diberikan, serta menjadi sumber informasi untuk pertanggungjawaban dan penyusunan laporan indikator pelayanan rawat inap, seperti BOR, LOS, TOI, dan BTO (Kemenkes, 2022; Lestari, 2023). Indikator-indikator ini dapat dianalisis menggunakan Grafik Barber-Johnson untuk menilai efisiensi penggunaan tempat tidur: BOR ideal 75–85%, LOS 3–12 hari, TOI 1–3 hari, dan BTO >30 kali per tahun. Titik pada grafik menunjukkan tingkat efisiensi, jika berada di daerah efisien pelayanan rumah sakit dianggap efisien (Afrillia, 2021). Berdasarkan data indikator ruang Teratai memiliki efisiensi tertinggi dari 8 ruang lainnya. Tujuan dari laporan ini adalah menganalisis efisiensi pelayanan rawat inap ruang teratai berdasarkan grafik barber Johnson sekaligus menganalisis faktor efisiensi rawat inap ruang teratai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil laporan menunjukkan bahwa dari sembilan ruang rawat inap, ruang teratai merupakan satu-satunya ruang yang mencapai efisiensi pelayanan. Ruang teratai memenuhi standar BOR, LOS, dan TOI pada triwulan III tahun 2025. BOR yang efisien dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, fleksibilitas pengaturan kelas perawatan, serta ketertiban administrasi melalui SIMRS. LOS yang efisien dipengaruhi pelayanan medis yang cepat dan koordinasi antarunit yang optimal. TOI yang efisien dipengaruhi oleh proses pergantian pasien yang teratur dan karakteristik pasien kelas 2 yang stabil. Namun, nilai BTO belum mencapai standar karena penurunan jumlah pasien setelah perubahan status rumah sakit menjadi tipe A dan penerapan sistem rujukan berjenjang. Oleh karena itu, manajemen RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo disarankan melakukan evaluasi pada delapan ruang rawat inap lain dengan menjadikan ruang teratai sebagai model acuan. Pemerataan pemanfaatan tempat tidur untuk menghindari ketimpangan hunian antar ruang. Pemanfaatan clinical pathway untuk mempercepat proses klinis dengan didukung optimalisasi clinical discharge melalui evaluasi kondisi pasien sebelum pemulangan. Tindak lanjut pasien setelah pemulangan ditingkatkan agar pemanfataan tempat tidur lebih optimal dan waktu tunggu pasien berikutnya dapat diminimalkan.

Actions (login required)

View Item