Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Kode Diagnosis Pada SIMKES Dengan P-CARE Di Poli Uumum Puskesmas Jelbuk Jember

Fitriana, Laili and Selfiaturohmah, Amanda and Yuliatin, Yuliatin (2025) Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Kode Diagnosis Pada SIMKES Dengan P-CARE Di Poli Uumum Puskesmas Jelbuk Jember. [Experiment] (Unpublished)

	Text (Ringkasan) Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (249kB)
	Text (Bab 1 Pendahuluan) BAB 1 Pendahuluan.pdf.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (326kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (226kB)
	Text (Laporan Lengkap) Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Rekam Medik Elektronik atau RME merupakan pencatatan penyakit dan permasalahan pasien yang telah diinput oleh perangkat teknologi informasi. Sistem informasi rekam medik elektronik memberi kemudahan dalam mendata informasi mengenai pasien dengan cara yang praktis dan cepat (Rewah et al., 2020). Dalam era digitalisasi pelayanan kesehatan, puskesmas menggunakan dua sistem informasi utama yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) dan Primary Care (P-Care). SIMKES merupakan sistem informasi yang dikembangkan untuk mendukung manajemen data dan informasi kesehatan di tingkat puskesmas, sedangkan P-Care adalah aplikasi yang digunakan khusus untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Kedua sistem ini memiliki fungsi yang saling melengkapi dalam pengelolaan data pasien dan pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2021). Sistem pengkodean atau sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan penyakit-penyakit yang sejenis dalam satu group nomor kode penyakit sejenis sesuai dengan International Statistical Classification Of Disease And Related Health Problem 10th Revision (ICD-10). Ketepatan pengkodean diagnosis ini sangat penting untuk memastikan akurasi data epidemiologi, perencanaan program kesehatan, dan sistem pembiayaan kesehatan. Fenomena ketidaksesuaian kode diagnosis antara SIMKES dan P-Care telah menjadi permasalahan yang kerap ditemukan di berbagai fasilitas kesehatan. Penelitian tentang ketidaksesuaian kode diagnosis ICD-10 pada pending klaim BPJS menunjukkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di rumah sakit tetapi juga di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas. Namun, dalam implementasinya, sering dijumpai perbedaan pengkodean diagnosis pada pasien yang sama antara SIMKES dan P-Care (Artamevia & Akbar, 2024). Berdasarkan Hasil Observasi ditemukan Ketidaksesuaian Kode Diagnosis SIMKES dengan P-Care pada pasien rawat jalan poli umum untuk bulan juli 2025 di Puskesmas Jelbuk Jember dari 50 jumlah berkas mendapatkan hasil 64% kode diagnosis SIMKES dengan P-Care tidak sesuai dan 36% kode Sesuai. Penggunaan kode diagnosis dalam sistem informasi kesehatan seperti SIMKES dan P-Care harus sesuai dengan standar ICD-10. Permenkes No. 26 Tahun 2021 menegaskan bahwa pencatatan diagnosis yang digunakan untuk pelayanan dan klaim wajib seragam agar data pelayanan dapat dipertanggung jawabkan. Ketidaksesuaian kode antar aplikasi dapat menyebabkan klaim ditolak dan mengganggu validitas laporan. Integrasi data diagnosis yang tidak seragam akan berdampak pada akurasi data dan kelancaran evaluasi program (Rewah et al., 2020).

Actions (login required)

View Item