Analisis Faktor Penyebab Ketidaktepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian (Underlying Cause of Death) Di RSPAD Gatot Soebroto

Salsabila, Fairuz Khalda (2024) Analisis Faktor Penyebab Ketidaktepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian (Underlying Cause of Death) Di RSPAD Gatot Soebroto. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
Ringkasan.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (714kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (1MB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (9MB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Analisis Faktor Penyebab Ketidaktepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian (Underlying Cause of Death) di RSPAD Gatot Soebroto, Fairuz Khalda Salsabila, NIM. G41222237, Tahun 2023, Manajemen Informasi Kesehatan Politeknik Negeri Jember, Atma Deharja, S.KM., M.Kes (Pembimbing I) dan Rika Aprillia Pratiwi, S.Tr.Kes (Pembimbing Lapang). Suatu rumah sakit tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan kuratif, namun berfungsi juga sebagai tempat untuk meningkatkan status kesehatan individu, sehingga kualitas kesehatan dan hidup masyarakat Indonesia juga meningkat (Permenkes RI, 2022). RSPAD Gatot Soebroto melakukan kegiatan pengkodingan mortalitas dengan mengkode semua diagnosa yang ditulis oleh dokter di SMPK (Sertifikat Medis Penyebab Kematian). Hal ini menyebabkan masih ditemukan adanya ketidaktepatan dalam penentuan kode penyebab dasar kematian yang masih belum sesuai aturan pemilihan penyebab dasar kematian berdasarkan ICD-10 dan tabel MMDS. Penulisan dan pemberian kode diagnosis yang tidak jelas dan tepat akan berpengaruh terhadap data dan informasi yang dihasilkan sebagai dasar pengambilan keputusan klinis, statistik mortalitas, masalah tentang epidemiologi, penyusunan laporan internal dan eksternal yang nantinya dapat berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab ketidaklengkapan penentuan kode penyebab dasar kematian di RSPAD Gatot Soebroto dengan teori kinerja Gibson (1991) yang terdiri dari variable individu, variable organisasi dan variabel psikologi. Penelitian dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto dengan melakukan pengambilan data melalui dokumentasi, observasi, serta wawancara. Merujuk dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 81 berkas kematian yang diteliti sebesar 39,5% akurat dengan total 32 dokumen rekam medis kematian dan 60,5% tidak akurat dengan total 49 dokumen rekam medis kematian. Tingginya persentase ketidaktepatan penentuan kode penyebab dasar kematian merupakan indicator rendahnya kinerja petugas koding mortalitas dalam menentuan penyebab dasar kematian diduga sebagai akibat rendahnya motivasi petugas dalam melaksanakan pekerjaannya (Sari, 2022). Kinerja merupakan suatu hasil atau prestasi kerja dari pekerjaan dalam organisasi yang dikerjakan oleh karyawan dengan sebaik-baiknya yang sesuai dengan petunjuk dan arahan yang telah diberikan oleh pimpinan. Variabel individu didapatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan petugas sudah baik, tetapi penerapan kedalam pekerjaannya masih kurang. Pelatihan petugas juga menjadi salah satu penyebab terjadinya ketidaktepatan. Variabel organisasi didapatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa belum adanya SOP yang mengatur tentang penentuan kode penyebab dasar kematian. Tidak adanya tabel MMDS sebagai pedoman petugas untuk memudahkan dalam penentuan kode penyebab dasar kematian. Tidak adanya evaluasi atau audit koding terkait penentuan kode penyebab dasar kematian. Variabel psikologis didapatkan hasil penelitian bahwa petugas koding tidak melakukan pengecekan ulang atau verifikasi terkait hasil koding mortalitas. Ketelitian petugas koding dalam penentuan kode penyebab dasar kematian dengan melakukan pengecekan menggunakan aturan mortalitas, ICD-10 serta tabel MMDS. Petugas belum pernah mengikuti pelatihan terkait koding mortalitas atau penentuan kode penyebab dasar kematian. Pelatihan atau sosialisasi tentang koding mortalitas sangat penting dilakukan yang bertujuan dapat menghasilkan kode penyebab dasar kematian tepat dan akurat. Merujuk pada hasil kesimpulan penelitian, maka saran peneliti adalah Pihak Instalasi Rekam Medis dan Informasi kesehatan dapat melakukan penyempurnaan SOP Koding Mortalitas terkait tata cara pengkodean penyebab dasar kematian. Pihak Diklat RSPAD Gatot Soebroto Memberikan Pelatihan Koding Mortalitas Kepada Petugas Koder. Pihak Instalasi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta audit koding secara periodik. Petugas koding, melakukan pengecekan ulang saat pengisian kode khususnya untuk penentuan sebab dasar kematian dengan panduan ICD-10, aturan koding mortalitas dan tabel MMDS dan kemudian dilakukan pengecekan oleh verifikator

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorDeharja, AtmaNIDN0017118402
Uncontrolled Keywords: Ketidaktepatan Koding, UCOD
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 351 - Kesehatan Masyarakat
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 355 - Epidemiologi
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL
Depositing User: Fairuz Khalda Salsabila
Date Deposited: 22 Jul 2024 07:53
Last Modified: 22 Jul 2024 07:54
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/34705

Actions (login required)

View Item View Item