Nurlaily, Ervin Fitrianti (2023) Analisis Faktor Penyebab Ketidakakuratan Kode Diagnosis Diabetes Melitus Di Ruang Rawat Inap Teratai RSUD Sidoarjo. [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (185kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (235kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (186kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Pengkodean merupakan pemberian kode dengan menggunakan huruf dan angka yang mewakili komponen data yang bertujuan untuk memastikan ketepatan kode terpilih mewakili sebutan diagnosis yang ditegakkan dokter, Koding merupakan kegiatan melakukan penentuan kode dari diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang berlaku di Indonesia yaitu ICD-10 (Internal Statistical Classification of Disease and Related Health Problem Tenth Revision). Kode diabetes melitus sering mengalami ketidakakuratan kode dikarenakan pada penyakit ini sering terjadi kesalahan dalam pemberian kode pada karakter ke 4, dimana terdapat beberapa macam kode komplikasi yang beragam. Hasil analisis faktor 5M (man, machine, method, material, dan money) yaitu faktor man terdiri dari yaitu riwayat pendidikan petugas belum sesuai dengan profesi perekam medis dan informasi kesehatan, terdapat petugas yang belum pernah mengikuti pelatihan internal khusus koding, informan belum memahami kaidah atau aturan yang ada dalam proses pengkodingan, belum terdapat pemberian reward berupa penghargaan dan pujian serta punishment berupa teguran. Faktor method yaitu rumah sakit belum memiliki SOP pengisian kode diagnosis di ruang rawat inap. Faktor material, salah satu formulir yang digunakan untuk melihat informasi dalam penentuan kode diagnosis yaitu formulir resume medis masih kurang jelas tulisan diagnosanya. Faktor machine yaitu SIMRS belum dilengkapi fitur simbol dagger (†) dan asterisk (*) sehingga belum sesuai dengan kaidah pada buku ICD-10 dalam penulisan kasus diabetes melitus. Sedangkan dari faktor money dipengaruhi oleh terdapat anggaran khusus bagi petugas untuk mengikuti pelatihan terkait koding. Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengaruhi ketidakakuratan kode diagnosis diabetes melitus diperlukan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan koordinasi antara petugas koding dengan tenaga medis, diperlukan pelatihan internal bagi petugas koding khususnya terkait tata cara mengkode diagnosis kasus diabaetes melitus, sebaiknya pihak instalasi Information Technology (IT) RSUD Sidoarjo melakukan update SIMRS khususnya penambahan simbol dagger (†) dan asterisk (*) dalam pelaksanaan penginputan kode diagnosa kasus diabetes melitus, tenaga medis menuliskan diagnosa secara lengkap dan jelas pada lembar resume medis agar didapatkan hasil informasi yang lengkap, perlunya pembuatan dan sosialisasi terkait SOP pengisian kode diagnosis di ruangan rawat inap, sebaiknya diadakan pemberian motivasi dengan memberikan reward dan petugas koding di ruangan rawat inap seharusnya dilakukan oleh perekam medis agar kode yang dihasilkan lebih akurat.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Kode Diagnosis, Diabetes Melitus, Simbol, Pengkodingan, Ketidakakuratan | ||||||
Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 370 - Ilmu Keperawatan dan Kebidanan > 373 - Administrasi Rumah Sakit | ||||||
Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL | ||||||
Depositing User: | Ervin Fitrianti Nurlaily | ||||||
Date Deposited: | 08 Jan 2024 01:49 | ||||||
Last Modified: | 08 Jan 2024 01:56 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/29227 |
Actions (login required)
View Item |