Nursyafilla, Aliefiya Putri (2022) Analisis Pelaksanaan Kegiatan Assembling Berkas Pasien Gawat Darurat pada Instalasi Rekam Medik Pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Project Report. Politeknik Negeri Jember, Jember. (Submitted)
Text (Ringkasan)
1. G41181632 Aliefiya Putri Nursyafilla - Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (61kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
2. G41181632 Aliefiya Putri Nursyafilla - Bab 1.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (187kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
3. G41181632 Aliefiya Putri Nursyafilla - Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (Daftar Pustaka)
4. G41181632 Aliefiya Putri Nursyafilla - Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (171kB) |
Abstract
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dimana diselenggarakannya pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna bagi masyarakat luas yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kemenkes RI, 2010). Pada ruang lingkup rumah sakit terdapat unit-unit yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama dalam memberikan pelayanan kepada pasien salah satunya adalah unit rekam medis. Salah satu kegiatan pengolahan dokumen rekam medis yang ada pada unit rekam medis adalah perakitan berkas rekam medis atau assembling. Assembling berarti merakit berkas rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan dengan mengurutkan formulir satu persatu halaman ke halaman yang lain sesuai dengan aturan yang berlaku serta melaksanakan analisis kelengkapan dokumen rekam medis (Budi, 2011). RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta merupakan rumah sakit pemerintah sekaligus rumah sakit pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan assembling salah satunya adalah assembling rekam medis pasien gawat darurat. Kegiatan assembling gawat darurat dilakukan saat rekam medis pasien telah dikembalikan dari instalasi gawat darurat. Permasalahan yang ada didapatkan banyak rekam medis pasien yang belum selesai diassembling yang berdampak pada berkas bertumpuk di lantai. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas, didapatkan bahwa hanya ada satu petugas yang ada pada bagian assembling berkas gawat darurat sehingga terjadi double job karena petugas juga melakukan assembling berkas PKT dan berkas pasien Covid-19. Selain itu, pengembalian rekam medis dari unit gawat darurat yang terlambat sehingga menyebabkan berkas bertumpuk. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menggunakan metode 5 M yang didalamnya terdapat unsur man, method, money, material, dan machine. Pada unsur man didapatkan bahwa masih jarang dilakukan sosialisasi terkait kegiatan assembling berkas gawat daurat, kurangnya tenaga kerja, dan rekam medis yang dikembalikan terlambat dari instalasi gawat darurat. Pada unsur method sudah terdapat SOP mengenai perakitan rekam medis gawat darurat, akan tetapi belum dilakukan evaluasi terhadap kegiatan assembling. Pada unsur money sudah terdapat anggaran dana untuk kegiatan assembling, akan tetapi belum dilakukan pemberian reward bagi petugas sebagai bentuk penghargaan karena memberikan kinerja baik. Pada unsur material kurangnya rak penyimpanan berkas rekam medis untuk bagian assembling, sedangkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan assembling selalu tersedia dengan baik. Pada unsur machine komputer yang digunakan sudah terhubungan dengan EHR dan sudah cukup membantu dalam pelaksanaan kegiatan assembling dalam pelayanan rekam medis meskipun kadang terjadi loading dan error. Kesimpulan yang didapatkan adalah pada unsur man yang menyebabkan penumpukan berkas belum diassembling adalah kurangnya jumlah petugas. Pada unsur method yang menyebabkan penumpukan berkas belum diassembling adalah pengembalian berkas yang terlambat dari instalasi gawat darurat. Pada unsur money tidak terdapat reward bagi petugas. Pada unsur material adalah kurangnya rak penyimpanan berkas rekam medis yang menyebabkan berkas bertumpuk di lantai. Pada unsur machine adalah sistem informasi yang digunakan seringkali terjadi loading dan error, dimana sistem informasi yang digunakan berupa EHR. Saran yang diusulkan dari kesimpulan di atas adalah dilakukaknnya sosialisasi dan evaluasi terkait kegiatan assembling berkas gawat daurat, perlu dilakukan penambahan petugas pada bagian assembling gawat darurat, dilakukan penambahan rak penyimpanan untuk berkas assembling agar berkas tidak berserakan di lantai, serta sebaiknya diberikan reward sebagai bentuk penghargaan kepada petugas demi meningkatkan semangat kerja petugas.
Item Type: | Monograph (Project Report) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 370 - Ilmu Keperawatan dan Kebidanan > 373 - Administrasi Rumah Sakit | ||||||
Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL | ||||||
Depositing User: | Aliefiya Putri Nursyafilla | ||||||
Date Deposited: | 31 Aug 2022 07:19 | ||||||
Last Modified: | 31 Aug 2022 07:20 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/16093 |
Actions (login required)
View Item |