Chamid, Ali Analisis Beban Kerja Petugas Assembling IGD dengan Menggunakan Metode ABK-Kes di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun 2022. Project Report. Politeknik Negeri Jember, Jember. (Submitted)
Text (Ringkasan)
G41181454_Ali Chamid_Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (88kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
G41181454_Ali Chamid_Bab 1.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (189kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
G41181454_Ali Chamid_Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (Daftar Pustaka)
G41181454_Ali Chamid_Dapus.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (146kB) |
Abstract
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo adalah salah satu rumah sakit Pendidikan terbesar yang menerima rujukan nasional yang berada di daerah Jakarta Pusat. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo/RSCM) memiliki banyak unit pelayanan kesehatan salah satunya yakni RSCM URJT (Unit Rawat Jalan Terpadu) IGD dan Rehabilitasi Medik. Untuk menunjang pelayanan kesehatan RSCM menggunakan berbagai sarana dan prasarana yang memadai salah satunya yakni membagi Instalasi Rekam Medik dan Admisi di setiap unit yang ada di RSCM, dan untuk Instalasi Rekam Medik pusat berada di bagian URJT yang memiliki bagian Assembling IGD. Assembling berarti merakit, tetapi untuk kegiatan assembling berkas Rekam Medik di fasilitas pelayanan kesehatan tidaklah hanya sekedar merakit atau mengurut satu persatu halaman ke halaman yang lain sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengurutan halaman ini dimulai dari berkas Rekam Medik rawat darurat, rawat jalan dan rawat inap dan pergantian pada masing-masing pelayanan akan diberikan kertas pembatas sehingga dapat mempermudah pencarian formulir dalam berkas Rekam Medik. Berkas Rekam Medik yang bermutu diperlukan tenaga kesehatan yang juga bermutu dan sesuai dengan kompetensinya. Mutu pelayanan juga berkaitan dengan beban kerja, yang mana beban kerja harus sesuai dengan jumlah tenaga kerja agar pelayanan menjadi bermutu dan sesuai SOP. Tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan produktivitas kerja. Beban kerja sangatlah dibutuhkan di semua kalangan pekerjaan salah satunya di Rumah Sakit. Setiap unit dirumah sakit memerlukan perhitungan beban kerja agar tidak tumpang tindih dalam melakukan pekerjaan sehingga beban kerja sesuai kapasitas yang dibutuhkan. Salah satunya di bagian Rekam Medik sangat membutuhkan perhitungan beban kerja. Beban kerja adalah besarnya beban pekerjaan yang harus dijalankan oleh satu jabatan atau unit organisasi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang sudah dilakukan oleh peneliti dengan bagian Assembling IGD di Instalasi Rekam Medik dan Admisi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo didapatkan hasil yakni hanya ada 2 petugas. Assembling IGD dan hanya 1 petugas yang aktif dan petugas tersebut mengatakan bahwa semenjak Pandemi Covid-19, petugas tersebut merangkap tugas untuk melakukan Assembling berkas Rekam Medik pasien covid-19, dikarenakan kurangnya petugas Assembling IGD. Petugas tersebut juga mengatakan bahwa target berkas Rekam Medik IGD yang harus di Assembling dalam satu hari yakni 100 berkas Rekam Medik, target tersebut tidak selalu terpenuhi dikarenakan adanya double job tersebut. Selain itu, dokumen Rekam Medik pasien Covid-19 pada bulan November – Desember 2021, dan Januari 2022 masih belum bisa di Assembling dikarenakan petugas tersebut harus menunggu sterilisasi berkas Rekam Medik covid-19 serta harus membagi waktunya untuk menyelesaikan tupoksi-nya sebagai petugas Assembling IGD. Hal tersebut membuat beban kerja petugas Assembling IGD cukup tinggi dan tidak sesuai denga beban kerja yang seharusnya. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka perlu dilakukan analisis beban kerja petugas Assembling IGD untuk menghitung beban kerja dari petugas Assembling IGD tersebut serta menghitung kebutuhan jumlah petugas Assembling IGD di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan menggunakan metode ABK-Kes. Hasil penelitian yang didapat dengan menggunakan metode ABK-Kes, dapat disimpulkan bahwa tenaga Rekam Medik di bagian Assembling IGD Instalasi Rekam Medik Pusat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo masih kurang. Saat ini di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo terdapat 2 petugas Assembling IGD yang sekaligus merangkap tugas untuk Assembling Covid-19 namun hanya 1 petugas yang memang benar-benar aktif mengerjakan tugasnya sesuai tupoksi dan jadwal yang telah disediakan, dalam pengerjaan Assembling Covid-19 memang dibantu 1 petugas lainnya yakni petugas Assembling RI, tetapi petugas tersebut sedang melaksanakan cuti dan baru masuk tahun ini, sementara petugas Assembling IGD yang satu lagi tidak menetap untuk melakukan Assembling IGD jadi petugas tersebut ada hanya saja tidak melakukan pekerjaannya sesuai SOP dan jadwal yang ada, maka dari itu hanya salah satu petugas saja yang merupakan petugas yang aktif di Assembling IGD yang melakukan Assembling Covid-19 yang mana menjadikan petugas Assembling IGD memiliki beban kerja yang melebihi kapasitas yang seharusnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis dengan petugas Assembling IGD serta hasil observasi yang menunjukkan bahwa beban kerja petugas Assembling IGD sudah melebihi kapasitas yang seharusnya. Dalam proses identifikasi waktu kerja tersedia (WKT), hasil nilai WKT yang dibulatkan ke satuan menit yakni 73080 menit/tahun kurang sesuai dengan standar yang ada di Permen PA-RB No. 26 tahun 2011 yang hanya 72000 menit/tahun baik yang bekerja 5 hari kerja maupun 6 hari kerja per minggu, hal tersebut juga dapat mempengaruhi produktivitas petugas Assembling IGD. Dalam perhitungan jumlah kebutuhan SDMK Assembling IGD, hasil yang didapat yaitu sebanyak 3 orang petugas Assembling IGD. Hasil yang dapat dipertimbangkan dalam kebijakan penambahan SDMK mendatang untuk Assembling IGD yang juga akan membantu dalam Assembling berkas covid-19 adalah 1 orang yang diperoleh dari pengurangan jumlah petugas yang dibutuhkan dengan jumlah petugas bagian Assembling IGD yang sudah ada. Berdasarkan hasil diatas, peneliti memberi upaya untuk pihak manajemen atau yang bertanggung jawab atas evaluasi dan analisis beban kerja dapat melanjutkan perhitungan beban kerja dengan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) pada unit dan bagian lain yang ada di Instalasi Rekam Medik dan Admisi agar kebutuhan sumber daya manusia kesehatan setiap bagian dapat diketahui dan dapat dilakukan pemerataan jumlah petugas. Serta penambahan petugas sesuai dengan hasil dari perhitungan.
Item Type: | Monograph (Project Report) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 351 - Kesehatan Masyarakat | ||||||
Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL | ||||||
Depositing User: | Ali Chamid | ||||||
Date Deposited: | 26 Jul 2022 03:16 | ||||||
Last Modified: | 27 Jul 2022 01:43 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/13788 |
Actions (login required)
View Item |