Yuliana, Rina (2022) Teknik Polinasi Pada Produksi Benih Mentimun (Cucumis sativus L.) Hibrida di PT. Wira Agro Nusantara Sejahtera Kediri. [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
RINGKASAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (162kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (168kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (84kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
LAPORAN LENGKAP.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Tanaman mentimun merupakan tanaman yang berasal dari jenis tanaman labu–labuan (Cucurbitaceae) yang banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia. Mentimun memiliki nama latin Cucumis Sativus L. Salah satu kegiatan penting dalam produksi benih mentimun hibrida ialah polinasi. Proses polinasi sangat menentukan mutu dan genetik benih yang akan di produksi. Kegiatan polinasi merupakan proses jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Keberhasilan polinasi sangat dipengaruhi oleh polinator, lingkungan serta teknik polinasi yang digunakan. Kegiatan polinasi pada produksi benih mentimun hibrida di PT. WIRANUSA dilakukan pada pukul 06.00 – 09.00 dengan perbandingan 1 bunga jantan untuk 1 bunga betina. Sebelum melakukan polinasi perlu adanya persiapan seperti penyungkupan bunga betina pada tanaman betina yang dilakukan untuk menghindari adanya penyerbukan yang tidak diinginkan pada bunga betina. Selain itu juga dilakukan pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan dan disimpan dengan cara diperam menggunakan kain basah. Kegiatan polinasi pada tanaman mentimun dapat dilakukan pada saat tanaman berumur ± 25 HST (hari setelah tanam) dan dilaksanakan pagi hari pukul 06.00 – 10.00 WIB. Polinasi dilakukan pada bunga betina yang telah mekar sempurna dalam sungkup dengan ciri – ciri mahkota bunga berwarna kuning cerah dan segar. Kegiatan polinasi dilakukan dengan cara menempelkan serbuk sari pada kepala putik bunga betina hingga merata. Setelah kegiatan polinasi, tangkai bunga betina diberi tanda dengan tali merah atau benang merah untuk membedakan antara bunga yang telah di polinasi dengan bunga OP (Open Pollination). Keberhasilan polinasi dapat diketahui dalam waktu tiga hari setelah polinasi. faktor – faktor keberhasilan polinasi dapat dipengaruhi oleh faktor internal (waktu polinasi, ketepatan fase anthesis bunga betina, dan viabilitas polen) dan faktor eksternal (lingkungan dan keterampilan polinator). Dalam produksi benih hibrida pemanenan dapat dilakukan ± 35 hari setelah polinasi. sebelum pemanenan perlu dilakukan pembuangan buah OP yang bertujuan untuk menjaga kemurnian benih hibrida.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Subjects: | 140 - Rumpun Ilmu Tanaman > 150 - Ilmu Pertanian dan Perkebunan > 154 - Budidaya Pertanian dan Perkebunan | ||||||
Divisions: | Jurusan Produksi Pertanian > Prodi D4 Teknik Produksi Benih > PKL | ||||||
Depositing User: | Rina Yuliana | ||||||
Date Deposited: | 21 Feb 2022 03:06 | ||||||
Last Modified: | 21 Feb 2022 03:06 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/10969 |
Actions (login required)
View Item |