Asuhan Gizi pada Pasien Chronic Kidney Disease Stage 5 (CKD) Non-Hemodialisis, Diabetes Melitus, dan Anemia di Ruang Rawat Inap Pulau Cempah 2 RSPAL dr. Ramelan Surabaya

Prastika, Elisa (2024) Asuhan Gizi pada Pasien Chronic Kidney Disease Stage 5 (CKD) Non-Hemodialisis, Diabetes Melitus, dan Anemia di Ruang Rawat Inap Pulau Cempah 2 RSPAL dr. Ramelan Surabaya. [Experiment] (Unpublished)

	Text (Ringkasan) Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (183kB)
	Text (Bab 1 Pendahuluan) Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (203kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (126kB)
	Text (Laporan Lengkap) Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan progresif yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara bertahap selama lebih dari tiga bulan (KDOQI, 2020). Penyebab utama CKD meliputi diabetes melitus, hipertensi, dan glomerulonefritis. Pada diabetes, hiperglikemia kronis merusak kapiler ginjal, yang mengakibatkan glomerulosklerosis dan akhirnya gagal ginjal. Pada hipertensi, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan pada arteri ginjal dan memperburuk kemampuan ginjal untuk menyaring darah (Gliselda, 2021). Komplikasi yang umum terjadi pada CKD stage 5 adalah anemia. Anemia banyak ditemukan pada pasien dengan riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Anemia pada CKD disebabkan oleh berkurangnya produksi eritropoietin (EPO) oleh ginjal yang rusak, yang mengurangi kemampuan tubuh untuk menghasilkan sel darah merah. Hormon eritropoietin (EPO) adalah hormon yang diproduksi oleh ginjal yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang (Purnamasari, 2023). Proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan di mulai dari skrining gizi hingga monitoring dan evaluasi dilanjutkan pemantauan asupan makan.. Berdasarkan hasil skrinig gizi menggunakan skrining MST mendapat skor 3 (beresiko malnutrisi) dan form skrining lanjutan SGA didapatkan bahwa pasien memiliki B=Gizi kurang/sedang (skor “B” pada ≥50% kategori). Pasien didiagnosis CKD stage 5 non-HD+DM+ Anemia + Hiperkalemia+Hiponatremia dengan Riwayat penyakit dahulu pasien yaitu PJK (penyakit jantung koroner), Hipertensi, DM sejak 5 tahun yang lalu dan penyakit ginjal kurang lebih 1 tahun yang lalu.Status gizi pasien berdasarkan LILA/U = 75,9 % tergolong gizi kurang. Hasil laboratorium Hemoglobin rendah. Kreatinin, Bun dan Kalium tinggi menegakkan diagnosis adanya gangguan ginjal disertai anemia. Kondisi fisik saat MRS dalam keadaan compos mentis dengan Bahasa tubuh lemah, nyeri dada kiri, keringat dingin. Diagnosis yang ditegakkan ialah NI-2.1 Asupan energi inadekuat dan NB-1.3 Ketidaksiapan untuk diet / merubah gaya hidup. Intervensi yang diberikan pada pasien yaitu Diet NDMRP dengan bentuk makanan nasi biasa dan Edukasi terkait makanan yang di anjurkan dan tidak dianjurkan disesuaikan dengan diet yang diberikan oleh RS. Selama intervensi dilakukan, kondisi pasien mengalami perkembangan seperti tekanan darah menurun, pusing berkurang dan nafsu makan fluktuatif. Asupan makan pasien yang diberikan di hari pertama dan kedua asupan makan pasien secara perlahan-lahan sudah mengalami peningkatan walaupun belum dapat memenuhi kebutuhan yang diperhitungkan sesuai kondisi pasien. Hasil Edukasi gizi dan pemberian motivasi mengenai diet DM neropati tidak berjalan sesuai keinginan dikarenakan respon pasien dalam menerima edukasi kurang mendukung serta tidak ada umpan balik setelah menerima edukasi.

Actions (login required)

View Item