Asuhan Gizi Klinik Pasien dengan Pneumonia HAP, Retensio Sputum, dan Hipokalemia di Ruang Rajawali 3A RSUP. Dr. Kariadi Semarang

Munazilah, Zainatun (2023) Asuhan Gizi Klinik Pasien dengan Pneumonia HAP, Retensio Sputum, dan Hipokalemia di Ruang Rajawali 3A RSUP. Dr. Kariadi Semarang. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
RINGKASAN.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (137kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHU;LUAN.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (104kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (135kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
ZAINATUN MUNAZILAH_REVISI KASUS MENDALAM 2 FIX_SIPORA 1.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Hospital-acquired pneumonia (HAP) adalah suatu pneumonia yang terjadi 48 jam atau lebih setelah pasien masuk rumah sakit, dan tidak dalam masa inkubasi atau diluar suatu infeksi yang ada saat masuk rumah sakit. Faktor risiko HAP secara umum dibagi menjadi dua, yaitu faktor intrinsik (host) dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi usia, keparahan penyakit, penggunaan NGT, adanya komorbid lain, dan nutrisi. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi sifat operasi, durasi operasi, penggunaan ventilator ≥ 48 jam dan masa perawatan. Retensi sputum adalah ketidakmampuan membersihkan secret trakeobronkial dengan baik. Pada pneumonia umumnya dijumpai gejala batuk bahkan sampai kesulitan bernafas, seperti pernafasan cepat atau takipnea dan terdapat tarikan dinding dada. Gejala tersebut mengakibatkan pasien dengan pneumonia akan mengalami kesulitan pernafasan saat batuk sehingga bisa menghambat secret untuk dikeluarkan. Hipokalemia dikaitkan dengan beberapa gambaran klinis yang mencerminkan tingkat keparahan suatu penyakit, bakteri penyebab pneumonia diduga menginfeksi sel inang melalui ACE2, sehingga menyebabkan penipisan ACE2. Perubahan ini mendorong vasokonstriksi dan efek proinflamasi-profibrotik, dan menyebankan peningkatan reabsorbsi natrium dan air sehingga meningkatkan tekanan darah dan eksresi kalium. Pasin Ny. S berusia 23 tahun dirawat dengan keluhan utama sesak nafas, , batuk namun dahak tidak dapat keluar dan dada terasa nyeri ketika batuk. Diagnosis media pasien adalah pneumonia HAP, retensio sputum, dan hipokalemia. Berdasarkan hasil skrining gizi menggunakan form Malnutrition Skrining Tools (MST) pasien beresiko malnutrisi. Berdasarkan wawancara SQ-FFQ diketahui pola makan pasien 3x sehari dengan konsumsi nasi 1/2 porsi (@50 gram), disertai dengan lauk hewani, lauk nabati, dan sayur. Hasil SQ-FFQ menunjukkan asupan energi, karbohidrat, dan serat defisit (<80% kebutuhan). Berdasarkan hasil recall 24 jam MRS menunjukkan asupan makan pasien inadekuat (<80% dari kebutuhan). Status gizi pasien berdasarkan %LLA menunjukkan status gizi baik. Hasil pemeriksaan biokimia diketahui nilai hemoglobin, eritrosit, MCH, dan kalium rendah sementara leukosit dan RDW tinggi. Fisik klinis pasien menunjukkan keadaan umum sakit sedang, penurunan nafsu makan mual, dan konstipasi. Diagnosis gizi pasien adalah NI - 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan dan sesak nafas ditandai dengan asupan <80% kebutuhan yaitu energi 50,5% , protein 54,6%, lemak 42,7%, karbohidrat 29,8%, dan serat 12,3%. NI - 5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi makro dan zat gizi mikro berkaitan dengan meningkatnya metabolisme tubuh dan malnutrisi ditandai dengan pneumonia yang diderita pasien, dan NB – 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan belum pernah mendapat informasi terkait gizi ditandai dengan perilaku kebiasaan makan pasien sebelum masuk rumah sakit yaitu seringnya konsumsi makanan tinggi natrium, lemak, dan makanan instan. Intervensi yang diberikan adalah diet tinggi protein dengan modifikasi diet yang disesuaikan dengan kondisi dan daya terima pasien. Tujuan intervensi adalah memenuhi kebutuhan gizi pasien khususnya protein, serta diberikan edukasi agar pasien dapat menerapkan diet yang dianjurkan di rumah. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi rerata asupan makan pasien selama 3 hari mengalami peningkatan dan mencapai target minimal 80% dari kebutuhan.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorYuliyanti, AdhingsihNIDN0023078304
Uncontrolled Keywords: Pneumonia, Retensio Sputum, Hipokalemia, Asuhan Gizi Klinik
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL
Depositing User: Zainatun Munazilah
Date Deposited: 12 Aug 2024 01:47
Last Modified: 12 Aug 2024 01:48
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/36407

Actions (login required)

View Item View Item