Nuzulah, Salma Firdausi (2023) Manajemen Asuhan Gizi Klinik Pada Pasien Sirosis Hati dengan Hematemesis, Varises Esofagus, Dan Pasca Hepatitis C di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
RINGKASAN_PKL Salma.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (209kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1_PKL Salma.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (133kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA_PKL Salma.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (128kB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
LENGKAP_PKL Salma.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Pelayanan gizi rawat inap yaitu pelayanan yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi (perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi gizi), serta monitoring dan evaluasi gizi. Pelayanan gizi rawat inap bertujuan memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi (Kemenkes RI, 2013). Unit gizi Rumah Sakit Husada Utama Surabaya melakukan penyelenggaraan makanan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap serta membantu dalam mempercepat proses penyembuhan penyakit. Penyakit sirosis hati disebabkan oleh kerusakan pada organ hati. Secara etiologi penyakit sirosis hati dapat disebabkan oleh hepatitis kronis tipe B, C, dan D. Infeksi hepatitis C merupakan penyebab terbanyak terjadinya sirosis hati di Amerika (Darni & Rahmah, 2019). Di Indonesia, virus hepatitis B dan C yang paling banyak menyebabkan sirosis hati. Hasil penelitian menyatakan bahwa sekitar 30-40% virus hepatitis C menjadi penyebab sirosis hati. Sirosis merupakan suatu keadaan dimana jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Sirosis hati merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis, terjadi pengerasan sel hati yang menyebabkan gambaran klinis pada pasien akibat dari kegagalan sel hati dan hipertensi portal. Hipertensi portal dapat menyebabkan varises esofagus yang terjadi pada sekitar 70% penderita sirosis lanjut (Sutrisna, 2020). Peningkatan tekanan portal pada pasien sirosis hati yang tidak teratasi dapat menyebabkan perdarahan. Perdarahan varises esofagus ditandai dengan muntah darah/ hematemesis yang biasanya disusul oleh melena. Kematian yang disebabkan oleh penyakit sirosis hati menduduki nomor 5 di dunia setelah kanker, penyakit jantung, penyakit serebrovaskular dan kecelakaan. Menurut pelaporan statistik dari 55 negara yang dilaporkan ke WHO (2010), jumlah orang yang meninggal karena sirosis hati lebih dari 310.000 orang/tahun (Setiawan et al., 2022). Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) pada tahun 2013 memiliki data yang berasal dari laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-rata prevalensi sirosis hati yaitu 3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam, atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat (Novianti et al., 2019). Dari hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang Manajemen Asuhan Gizi Klinik pada pasien sirosis hati dengan hematemesis, varises esofagus, dan pasca hepatitis C di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya dapat disimpulkan bahwa selama pengamatan pasien memiliki IMT 21,33 kg/m². Status gizi pasien termasuk dalam kategori normal. Tidak terdapat penurunan berat badan selama masa intervensi. Tidak didapatkan perkembangan yang signifikan pada hasil pemeriksaan biokimia pasien sebelum dan setelah intervensi. Kadar hemoglobin, eritrosit, hematokrit, MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), Lekosit, dan Trombosit pasien tetap rendah. Namun, terdapat sedikit peningkatan pada kadar trombosit pasien yang semula hanya 13 ribu/µL meningkat menjadi 17 ribu/µL. Tekanan darah pasien tidak stabil dan selalu dibawah nilai normal. Pasien mengalami hipotensi (tekanan darah rendah). Hal ini sejalan dengan pemeriksaan laboratorium darah pasien yang menunjukkan hasil dibawah nilai normal. Pasien diberikan diet hati tim lauk/pauk cincang + kuah tiap makan. Tidak terdapat perubahan diet selama masa intervensi. Intervensi dilakukan selama 3 hari. Hasil recall asupan makanan sebelum pengamatan makanan/minuman oral diperoleh hasil asupan dan tingkat konsumsi pasien defisit pada asupan energi, protein, lemak, KH, dan Fe pasien. Setelah dilakukan intervensi, hasil pengamatan recall diketahui terdapat peningkatan pada tingkat konsumsi energi, protein, lemak, KH, dan Fe pasien. Setelah diberikan edukasi gizi pada hari terakhir intervensi, pasien dan keluarga pasien dapat memahami materi yang diberikan yaitu tentang susunan diet pada penyakit hati.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Sirosis Hati, Varises Esofagus, Hepatitis C | ||||||
Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi | ||||||
Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL | ||||||
Depositing User: | Salma Firdausi Nuzulah | ||||||
Date Deposited: | 03 Aug 2023 02:38 | ||||||
Last Modified: | 03 Aug 2023 02:39 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/27569 |
Actions (login required)
View Item |