Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap Dengan Diagnosa Penyakit Functional Diarhoea, Fever Di Ruang D2 Rspal Dr. Ramelan Surabaya

Arinda, Ayu Dwi Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap Dengan Diagnosa Penyakit Functional Diarhoea, Fever Di Ruang D2 Rspal Dr. Ramelan Surabaya. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
RINGKASAN MAGK.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (332kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN MAGK.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (327kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA MAGK.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (327kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
G42191912_LAPORAN LENGKAP PKL.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Rumah Sakit merupakan suatu institusi yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat (Listiyono, 2015). Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit salah satunya adalah PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar) yang menjadi tanggung jawab seorang dietisien sebagai tenaga professional yang bekerja dalam bidang pencegahan dan pengobatan suatu penyakit terutama dalam makanan dengan gizi, karena makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang penyembuhan pasien (Wijayanti dan Puruhita, 2013). Proses asuhan gizi diberikan kepada pasien dimulai dengan melakukan skrining gizi, assessment, diagnosa gizi serta monitoring dan evaluasi gizi (Handayani et al., 2018). Diare merupakan suatu kondisi ketika seseorang buang air besar lebih sering dari biasanya dan feses lebih encer dari biasa. Diare merupakan salah satu mekanisme dalam pertahanan tubuh, yang artinya terjadinya diare dapat membuat cairan yang tercurah kelumen saluran pencernaan akan membersihkan saluran pencernaan dari bahan – bahan patogen, dan apabila patogen hilang maka diare akan sembuh tetapi sisi lain terjadinya diare dapat menyebabkan hilangnya cairan dan bahan makanan yang ada di dalam tubuh (Indah Wasliah, Syamdarniati, 2020). Faktor penyebab terjadinya diare pada anak yaitu faktor lingkungan seperti pembuangan tinja dan sumber air minum, faktor sosiodemografi seperti pendidikan dan pekerjaan orang tua serta umur anak, dan faktor perilaku seperti pemberian ASI eksklusif serta perilaku mencuci tangan (Utami dan Luthfiana, 2016). Subdep Gizi RSPAL dr. Ramelan Surabaya melakukan kegiatan Manajemen Asuhan Gizi Klinik bagi seluruh pasien, salah satunya kepada pasien rawat inap dengan diagnosa diare fungsional dan demam. Intervensi yang diberikan adalah melalui terapi diet dengan pemberian makanan berupa diet nasi biasa pantang dan terapi edukasi melalui konseling gizi kepada pasien atau keluarganya melalui prinsip diet rendah serat. Pasien merupakan pasien anak yang masuk Rumah Sakit pada tanggal 27 November 2022. Skrining dilakukan pada tanggal 28 November 2022 dengan menggunakan form skrining anak yang berlaku di RSPAL. Hasil skrining gizi didapatkan skor total yaitu 2 yang artinya pasien tersebut beresiko malnutrisi dengan tingkat sedang dikarenakan asupan pasien menurun selama 1 minggu terakhir dan menurut orang tua terdapat penuruan berat badan anak dilihat secara subjektif dalam 1 bulan terakhir. Pengambilan data antropometri dilakukan pada tanggal 28 November 2022, pengukuran antropometri secara langsung berupa tinggi badan pasien yaitu 89 cm dan berat badan pasien pada saat masuk IGD yaitu 12,7 kg. Status gizi pasien diukur menggunakan Z-score karena pasien berusia <5 tahun. Menurut IMT/U status gizi pasien normal. Pemeriksaan biokimia pasien hanya dilakukan sekali selama masuk Rumah Sakit yaitu pada tanggal 27 November 2022. Dari data tersebut didapatkan bahwa hemoglobin, hematocrit, dan gula darah sewaktu pasien lebih rendah dari nilai rujukan. Pada saat seseorang mengalami doare maka prose penyerapan zat besi terganggu dan berakibat kadar hemoglobin menurun. Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan selama 2 hari, keadaan umum pasien mengalami peningkatan. Pada hari pertama tanggal 29 November 2022 keadaan umum pasien masih merasakan kembung, sedikit lemas, batuk dan tidak dapat buang air besar. Pada hari kedua monitoring dan evaluasi pasien merasakan sedikit kembung, dan batuk sedikit teratasi tetapi sampai pada hari kedua pasien tidak dapat buang air besar. Hasil pemeriksaan klinis pada tanggal 29 November 2022 yaitu suhu 36,5℃, nadi 119x/menit, SpO2 99, GCS 456 dan raspiratory rate 24x menit, pada monitoring dan evaluasi hari pertama nadi pasien lebih dari nilai rujukan yaitu 60 – 100x/menit. Pada monitoring dan evaluasi hari kedua nadi pasien mengalami penurunan yaitu 112x/menit tetapi masih lebih besar dari nilai rujukan yaitu 60 – 100x/menit. Berdasarkan perhitungan kebutuhan zat gizi yang dihitung menggunakan diet anak, diperolah hasil yaitu energi sebesar 1.098,55 kkal, protein 25,4 gram, lemak 30,51 gram dan karbohidrat 180,58 gram. Jenis diet yang diberikan yaitu nasi tim pantang karena keadaan umum pasien, pasien mengalami batuk. Pemantauan asupan pasien dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 29 November 2022 hingga 01 Januari 2022. Pengamatan asupan dilakukan sebanyak 9x tetapi hanya tercapai 7x makan karena pasien telah keluar Rumah Sakit. Monitoring asupan makan dilakukan selama 3 hari. Hasil monitoring pada hari pertama sampai hari kedua yaitu 6x makan asupan An. KA kurang dari kebutuhan harian atau belum mencapai 80% – 90% dari asupan yang diberikan, hal ini disebabkan karena nafsu makan menurun dan pasien sering mengkonsumsi makanan dari luar Rumah Sakit. Asupan energi pada hari pertama sebanyak 654,72 kkal memenuhi 60% dari kebutuhan energi, pada hari kedua 751,97 kkal memenuhi 68% dari kebutuhan energi. Asupan energi selama dua hari 6x makan belum mencapai 80% – 90% dari asupan yang diberikan, disebabkan karena beberapa faktor yaitu pasien tidak mengkonsumsi makanan dari Rumah Sakit karena pasien kurang tertarik oleh makanan dari Rumah Sakit. Asupan protein pada hari pertama yaitu 15,02 gram memenuhi 59% kebutuhan protein, hari kedua 14,25 gram memenuhi 56% kebutuhan protein. Pada hari pertama hingga hari ketiga asupan protein mengalami penurunan dan belum mencapai 80% – 90% dari asupan yang diberikan disebabkan karena selama masa intervensi tidak mengkonsumsi lauk nabati sama sekali, an KA hanya mengkonsumsi ayam suwir dan bebek goreng yang didapatkan dari luar Rumah Sakit, selain itu tidak mengkonsumsi makanan Rumah karena tidak menyukai olahan daging yang diolah dengan cara digiling atau dihaluskan. Pada hari pertama asupan lemak sebanyak 17,97 gram memenuhi 58% dari kebutuhan lemak, hari kedua 19,86 gram memenuhi 65% dari kebutuhan lemak. Pada hari kedua asupan lemak meningkat dari hari pertama tetapi belum memenuhi target 80% - 90% karena nafsu makan pasien menurun. Pada hari pertama asupan karbohidrat sebanyak 104,8 gram yaitu memenuhi 58% dari kebutuhan karbohidrat, pada hari kedua 108,54 gram memenuhi 60% dari kebutuhan karbohidrat. Pada hari kedua asupan karbohidrat mengalami peningkatkan dari hari pertama. Asupan karbohidrat pasien kurang dari kebutuhan atau belum mencapai 80% - 90% dari asupan yang diberikan karena nafsu makan pasien selama intervensi 2 hari 6x makan masih kurang baik, selain itu sampai pada intevensi hari kedua an. KA masih mengkonsumsi makanan dari luar, sehingga dapat mempersulit peningkatan asupan karbohidtat.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorAgustin, FirdaNIDN001008930
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL
Depositing User: Ayu Dwi Arinda
Date Deposited: 25 Jul 2023 08:18
Last Modified: 25 Jul 2023 08:19
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/25391

Actions (login required)

View Item View Item