Produksi dan Komersialisasi Tempe Jagung Homini Sebagai Produk Unggulan PP. Al Ishlah Jenggawah Jember

Wibisono, Yossi and Santoso, Agus and Bachri, Syaiful (2022) Produksi dan Komersialisasi Tempe Jagung Homini Sebagai Produk Unggulan PP. Al Ishlah Jenggawah Jember. NaCosVi : Polije Proceedings Series, 5 (1). 181–189.

[img] Text (Hasil Peer Review)
Peer Review_Produksi dan Komersial Tempe Jagung Homini Sebagai Produk.pdf - Supplemental Material
Restricted to Repository staff only

Download (86kB)
[img] Text (Hasil Turnitin)
Turnitin_Produksi dan Komersialisasi Tempe Jagung Homini.pdf - Supplemental Material

Download (3MB)
Official URL: https://proceedings.polije.ac.id/index.php/ppm/art...

Abstract

Pandemi Covid-19 telah menggerus roda perekonomian termasuk sektor pangan, diantaranya pengrajin tempe. Kenaikan kedelai impor menjadi Rp. 12. 750,- per kg serta kelangkaan bahan baku di Pasar Tanjung Kabupaten jember, menyebabkan sekitar 26 pengrajin tempe di daerah Jember, gulung tikar. Hal ini disebabkan kenaikan bahan baku tidak dapat diimbangi dengan kenaikan harga jual, mengingat daya beli masyarakat juga turun sehingga pengrajin tempe tidak mampu melayani, padahal disisi lain masyarakat ekonomi menengah kebawah sangat memerlukan asupan gizi tinggi utamanya dalam menghadapi pandemi yang mengandalkan menu tempe. Salah satu upaya pemecahan masalah adalah dengan substitusi jagung (Jenggawah adalah sentra jagung Jawa Timur), namun proses fermentasi dengan metode tradisional menyebabkan tempe mudah busuk. Di satu sisi, diketahui terjadi adanya pencemaran limbah dari kelompok pengusaha tahu. Mitra dari pengusaha tahu juga telah mengakui bahwa hasil whey tahu hanya dibuang di pekarangan dan sungai seringkali menimbulkan konflik horizontal dengan tetangga, terutama di musim kemarau. Wibisono, Ketua Pelaksana dari Polije, berdasarkan hasil riset disertasi telah menemukan prosedur pembuatan tempe modern menggunakan tambahan bakteri L. plantarum (diusulkan dengan nomer paten P00200800448) untuk memperpanjang masa usia tempe dari 1 menjadi 3 hari, meningkatkan nilai gizi (optimalisasi genistein) serta dapat mengoptimalisasi proses fermentasi meskipun dengan bahan baku non kedelai (menggunakan jagung) dan prosesnya menggunakan limbah whey tahu (Green Technology). Hasil pelaksanaan menggunakan metode pembuatan tempe modern, terjadi peningkatan keuntungan produksi 85% dibandingkan dengan menggunakan tempe dari kedelai import. Formulasi tempe homini jagung yang disukai oleh masyarakat adalah 75% jagung dan 25% kedelai. Adapun total tambahan tenaga kerja sebanyak 5 orang, diiringi tambahan keuntungan mitra dari hasil keuntungan penjualan ragi. Hasil pelaksanaan kegiatan juga telah mengatasi masalah limbah dengan pemanfaatan rata – rata 25 liter limbah whey per hari

Item Type: Article
Subjects: 140 - Rumpun Ilmu Tanaman > 160 - Teknologi dalam Ilmu Tanaman > 165 - Teknologi Pangan dan Gizi
Divisions: Jurusan Teknologi Pertanian > Prodi D4 Teknologi Rekayasa Pangan > Publikasi
Depositing User: Yossi Wibisono
Date Deposited: 16 Jun 2023 07:40
Last Modified: 16 Jun 2023 07:40
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/24098

Actions (login required)

View Item View Item