Manajemen Asuhan Gizi Klinik Rumah Sakit Umum Kaliwates

Kusuma Ningrum, Tiara Dewi (2021) Manajemen Asuhan Gizi Klinik Rumah Sakit Umum Kaliwates. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN_TIARA DEWI KUSUMA NINGRUM.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (38kB)
[img] Text (Ringkasan)
RINGKASAN_TIARA DEWI KUSUMA NINGRUM.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (32kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
LAPORAN MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK_TIARA DEWI KUSUMA NINGRUM.pdf
Restricted to Registered users only

Download (758kB) | Request a copy
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA_TIARA DEWI KUSUMA NINGRUM.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (29kB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran memiliki dampak pula terhadap bidang gizi dan dietetic. Pelayanan gizi yang dilaksanakan di suatu rumah sakit tentu senantiasi disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran (Depkes, 2006). Manajemen asuhan gizi klinik atau lebih sering disebut PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar) merupakan metode standar dalam memecahkan masalah gizi, meningkatkan kualitas dan keberhasilan asuhan gizi, membutuhkan cara berfikir kritis dan menggunakan terminology internasional. PAGT memiliki tujuan untuk membantu pasien memecahkan masalah gizi dengan mengatasi berbagai faktor yang mempunyai konstribusi pada ketidakseimbangan atau perubahan status gizi (Kemenkes, 2017). Asuhan gizi sangat diperlukan dalam membantu memecahkan masaah gizi yang dialami oleh pasien. PAGT memiliki manfaat memberikan pelayanan berdasarkan pada fakta (evidence based), lebih mendekati hasil yang diinginkan, memperlihatkan pelayanan yang berkualitas. PAGT dilakukan disemua fasilitas kesehatan seperti rumah sakit (rawat inap dan rawat jalan), klinik pelayanan konseling gizi dan dietetic, puskesmas dan di masyarakat termasuk salah satunya dibidang riset. Sasaran dari PAGT adalah individu maupun kelompok (Kemenkes, 2017). PAGT pada intinya lebih menunjukkan secara akurat spektrum asuhan gizi yang menekankan pada langkah-langkah konsisten dan spesifik serta sebagai pedoman dalam edukasi gizi dan tempat pelayanan asuhan gizi lain yang bersifat preventif. Adapun langkah-langkah dari PAGT yaitu assessment gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring dan evaluasi gizi. Keempat langkah tersebut menjadi harmoni didalam asuhan gizi (Kemenkes, 2017). Langkah assessment gizi merupakan metode dalam mengumpulkan data, melakukan verifikasi data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah, penyebab serta gejala-gejala yang berkaitan dengan gizi yang nantinya berkaitan dengan langkah selanjutnya. Langkah kedua adalah diagnosis gizi, diagnosis gizi merupakan kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi yang actual dan kondisi yang beresiko menyebabkan masalah gizi. Langkah ketiga adalah intervensi gizi, intervensi gizi merupakan tindakan terencana yang dirancang untuk mengubah perilaku, kondisi lingkungan terkait gizi atau aspek-aspek kesehatan dati individu termasuk keluarga dan pengasuh, kelompok sasaran tertentu atau masyarakat kea rah positif. Langkah terakhir adalah monitoring dan evaluasi yang terdiri atas kegiatan monitor, mengukur dan evaluasi. Monitoring merupakan proses mengkaji ulang dan mengukur status pasien pada waktu-waktu yang terjadwal sesuai dengan diagnosis gizi. Sedangkan evaluasi adalah membandingkan secara sistematis data-data pasien saat ini dengan status sebelumnya (Kemenkes, 2017). Penerapan langkah PAGT yang tepat memperlihatkan satu harmonisasi dari 4 langkah yang konsisten dan terstandar mengenai pelayanan asuhan gizi, meskipun pelayanan tersebut dilakukan di tempat yang berbeda. Oleh karena itu dengan penerapan PAGT saat ini, TGM tidak dapat lagi mewakili gambaran seluruh pelayanan gizi yang diberikan oleh dietesien. Asupan yang kurang, gangguan absorpsi, atau tingginya kehilangan zat gizi menyebabkan penurunan cadangan tubuh atau deplesi jaringan. Bila hal ini berlangsung lama maka akan terjadi disfungsi biologis dan terus berlanjut pada kondisi disfungsi fisiologi atau perubahan fisiologis. Bila kondisi ini tidak dirawat dengan baik maka deplesi zat gizi dapat menyebabkan disfungsi pada tingkat seluler, kemudian timbulnya tanda dan gejala klinis (Kemenkes, 2017).

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
AuthorPurnasari, GalihNIDN0016038905
Uncontrolled Keywords: Asuhan Gizi Klinik, Manajemen Asuhan Gizi Klinim, Gizi Klinik
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 354 - Ilmu Gizi
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Gizi Klinik > PKL
Depositing User: Tiara Dewi Kusuma Ningrum
Date Deposited: 11 May 2022 04:47
Last Modified: 11 May 2022 04:49
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/12173

Actions (login required)

View Item View Item