Khadafi, Muhammad (2021) Manajemen Pengadaan Pakan Tambahan Ampas Tahu Pada Sapi Perah Di Upt Pembibitan Dan Hijauan Pakan Ternak Rembangan Jember. [Experiment] (Unpublished)
Text (Ringkasan)
RINGKASAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (2MB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (2MB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (2MB) |
|
Text (Laporan Lengkap)
D41170338_LAPORAN LENGKAP.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Susu sapi perah merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena susu bernilai gizi tinggi dan mempunyai komposisi zat gizi lengkap dengan perbandingan gizi yang sempurna, sehingga mempunyai nilai yang sangat startegis. Susu sebagai salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh generasi muda terutama usia sekolah. Penduduk Indonesia pada usia wajib sekolah cukup besar yaitu 38% dan laju pertumbuhan 1,49% per tahun, sehingga diperkirakan tahun 2010 penduduk Indonesia akan mencapai 240 juta orang. Dari jumlah penduduk tersebut, sebanyak 91,2 juta merupakan generasi muda usia wajib sekolah. Diperkirakan kebutuhan susu untuk memenuhi konsumsi generasi usia wajib sekolah tersebut sebanyak 4,6 juta ton per tahun, sedangkan penyediaan susu baru dapat mencapai 2,1 juta ton. Hal ini merupakan indikasi bahwa peluang untuk mengembangkan industri persusuan di masa mendatang cukup baik.(Utomo & Pertiwi, 2017) Ampas tahu merupakan limbah dari proses pembuatan tahu. Secara fisik bentuknya agak padat, berwarna putih, diperoleh ketika bubur kedelai diperas kemudian di saring. Bobot ampas tahu rata-rata 1,12 kali bobot kedelai kering, sedangkan volumenya 1,5 sampai 2 kali volume kedelai kering (Shurtleff dan Aoyogi, 1979). Berdasarkan angka tersebut maka dari 1kg kacang kedelai yang dijadikan tahu akan dihasilkan 1,2 kg ampas tahu. Menurut Badan Pusat Statistik produksi kedelai tahun 2014 sebanyak 953,96 ribu ton. Kalau 25% dari produksi tersebut digunakan utuk tahu, maka diperkirakan produksi ampas tahu sebanyak 238,49 x 1,2 = 286,188 ribu ton. Suatu jumlah yang sangat potensial untuk pakan vii ternak. Penerapan tetes tebu sendiri dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 WIB. Dilakukan dengan cara dicampurkan ke adonan pakan lainnya dan diberikan hanya pada sapi yang diperah saja dengan tujuan untuk menambah nafsu makan dan menutupi aroma pakan yang kurang sedap. Dicampurkan 100 ml ke pakan sapi jika kebanyakan akan berpengaruh ke pada sapi itu dan menyebabkan mencret.(Budaarsa et al., 2015) UPT Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak Rembangan merupakan tempat pengolahan susu yang bawahi oleh Dinas Peternakan Kabupaten Jember. UPT ini berlokasikan di Dusun Rayap, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Rata-rata produksi susu segar dalam 1 hari pada UPT ini adalah mencapai ±80-90 liter. Pemerahan dilakukan 2 kali dalam sehari, yakni pukul 01.00 WIB dan pukul 13.00 WIB. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari praktik kerja lapang adalah untuk mengetahui manajemen pengadaan tetes tebu yang ada di UPT Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak Rembangan dalam mengahasilkan kuantitas susu sapi segar.
Item Type: | Experiment | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Manajemen Pengadaan Pakan Tambahan Ampas Tahu Pada Sapi Perah | ||||||
Subjects: | 550 - Rumpun Ilmu Ekonomi > 570 - Ilmu Manajemen > 576 - Manajemen Industri | ||||||
Divisions: | Jurusan Manajemen Agribisnis > Prodi D3 Manajemen Agribisnis > PKL | ||||||
Depositing User: | Muhammad Khadafi | ||||||
Date Deposited: | 31 Aug 2021 21:41 | ||||||
Last Modified: | 31 Aug 2021 21:43 | ||||||
URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/6352 |
Actions (login required)
View Item |