Yanuar, Chusnul Balinda Dwi Vony (2025) Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) Petugas Assembling Dalam Upaya Mengatasi Penumpukan Berkas Aktif Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. [Experiment] (Unpublished)
|
Text (Ringkasan)
Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (296kB) |
|
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (369kB) |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (261kB) |
|
|
Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy |
Abstract
Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) Petugas Assembling Dalam Upaya Mengatasi Penumpukan Berkas Aktif Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Chusnul Balinda Dwi Vony Yanuar, NIM G41221970, Tahun 2025, Manajemen Informasi Kesehatan, Politeknik Negeri Jember, Veronika Vestine, S.ST., M.Kes (Dosen Pembimbing), Erna Nurul Wahyuningrum, A.Md (Pembimbing Lapang). Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, termasuk penyelenggaraan rekam medis yang menjadi sumber utama informasi medis, administratif, dan hukum. Salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan rekam medis adalah assembling, yaitu proses penyusunan dan pemeriksaan kelengkapan berkas pasien sebelum disimpan. Kegiatan ini membutuhkan ketelitian dan kompetensi tinggi dari tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK). Berdasarkan hasil observasi di Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito, jumlah petugas assembling sebanyak enam orang, terdiri atas empat petugas berlatar belakang pendidikan D-III RMIK dan dua petugas berlatar belakang pendidikan SMA. Berdasarkan hasil wawancara, beban kerja petugas assembling tergolong tinggi akibat adanya target baru sebesar 120 berkas per hari. Berdasarkan observasi, dengan jam kerja efektif 315 menit dan waktu rata-rata penyelesaian 3,5 menit per berkas, idealnya dibutuhkan 420 menit untuk memenuhi target tersebut. Kondisi ini menyebabkan target tidak tercapai, terbukti dari realisasi rata-rata hanya 98 berkas per hari. Ketidaksesuaian antara target dan capaian aktual tersebut memicu terjadinya penumpukan berkas yang belum diselesaikan. Data menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien rawat inap dari tahun ke tahun, mencapai rata-rata 4.477 kunjungan per bulan pada 2025. Kondisi ini meningkatkan volume berkas yang harus dikelola dan memperberat beban kerja petugas assembling. Hasil observasi menunjukkan bahwa setiap petugas memiliki target 120 berkas per hari, dengan waktu rata-rata 4 menit per berkas, namun realisasi penyelesaian hanya mencapai 98 berkas per hari. Hal ini menyebabkan penumpukan berkas yang dapat menghambat kesinambungan pelayanan dan menurunkan mutu pengelolaan rekam medis. Untuk menilai kecukupan tenaga kerja dan efisiensi waktu, dilakukan analisis menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes). Berdasarkan hasil perhitungan: Waktu Kerja Tersedia (WKT) per tahun per petugas adalah 70.245 menit. Komponen beban kerja terdiri dari tugas pokok (assembling berkas tebal dan tipis, penggabungan, pelabelan, dan penjajaran berkas) serta tugas penunjang (pembuatan map dan pengambilan berkas di bangsal). Faktor Tugas Penunjang (FTP) diperoleh sebesar 9,766 %, dengan Standar Tugas Penunjang (STP) sebesar 1,108. Berdasarkan perhitungan ABK-Kes, kebutuhan ideal petugas assembling hanya 4 orang, sementara kondisi aktual terdapat 6 orang petugas, menunjukkan kelebihan 2 tenaga kerja. Hal tersebut berarti jumlah petugas melebihi kebutuhan ideal. Namun, masih terjadi penumpukan berkas karena pembagian tugas yang belum merata, kurangnya pengawasan kerja, dan rendahnya efisiensi individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa permasalahan bukan pada kekurangan tenaga, melainkan pada pengelolaan SDM dan manajemen waktu kerja. Untuk mengoptimalkan produktivitas, perlu dilakukan penetapan target penyelesaian kerja yang terukur. Berdasarkan hasil perhitungan waktu dan proporsi berkas tebal-tipis (18%:82%), diperoleh total waktu penyelesaian 114.861,9 menit/tahun. Dengan enam petugas, masing-masing memiliki waktu kerja efektif 19.143,7 menit/tahun (27,25% dari kapasitas tahunan). Oleh karena itu, ditetapkan target kinerja sebesar 40 berkas per hari per petugas atau sekitar 8.954 berkas per tahun. Penetapan target ini diharapkan meningkatkan pemerataan beban kerja, mendorong disiplin, serta mempercepat penyelesaian berkas agar tidak terjadi penumpukan di kemudian hari. Selain itu, kolaborasi antar petugas dan sistem evaluasi rutin juga diperlukan agar proses assembling berjalan lebih efisien dan kualitas pengelolaan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito semakin baik. Bagian assembling RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta memiliki enam SDMK, terdiri dari empat lulusan D-III Rekam Medis dan dua lulusan SMA, dengan waktu kerja tersedia sebesar 70.245 menit per tahun. Beban kerja petugas mencakup tugas pokok terkait pengelolaan rekam medis dan tugas penunjang yang memakan sekitar 9,766% dari total waktu kerja. Perhitungan Standar Beban Kerja menunjukkan variasi waktu untuk setiap kegiatan assembling, sementara analisis ABK-Kes menetapkan kebutuhan ideal empat petugas, meskipun jumlah aktualnya enam orang. Kelebihan tenaga ini berpotensi dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan rekam medis aktif. Berdasarkan analisis waktu penyelesaian, ditetapkan target ideal 82 berkas per petugas per hari (41 assembling dan 41 penggabungan), sehingga dengan enam petugas total target unit mencapai 53.724 berkas per tahun, yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas, kedisiplinan, dan pemerataan beban kerja. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai perhitungan beban kerja dengan metode ABK-Kes, disarankan agar manajemen rumah sakit melakukan redistribusi beban kerja petugas assembling sehingga pembagian tugas menjadi lebih proporsional, sekaligus memanfaatkan kelebihan tenaga untuk mendukung proses pengelolaan rekam medis lainnya. Penetapan target 82 berkas per hari perlu diikuti dengan mekanisme pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala agar capaian kerja setiap petugas terukur serta dapat menjadi dasar pemberian reward maupun pembinaan. Selain itu, SOP unit assembling perlu diperbarui agar lebih rinci dan mencerminkan waktu penyelesaian yang realistis, disertai evaluasi berkala terhadap norma waktu yang digunakan. Evaluasi capaian kerja harian juga penting untuk memastikan kinerja individu tetap dalam standar yang ditetapkan serta membantu manajemen dalam menentukan strategi pembagian tugas maupun kebutuhan peningkatan kapasitas petugas.
| Item Type: | Experiment | ||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
||||||
| Uncontrolled Keywords: | Analisis Beban Kerja, ABK-Kes, Assembling, Penumpukan Berkas | ||||||
| Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > Sistem Informasi Kesehatan | ||||||
| Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL | ||||||
| Depositing User: | Chusnul Balinda Dwi Vony Yanuar | ||||||
| Date Deposited: | 01 Dec 2025 01:29 | ||||||
| Last Modified: | 01 Dec 2025 01:29 | ||||||
| URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/47585 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
