Febrianisa, Nadhita (2025) Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pemusnahan Rekam Medis di RSD Mangusada Badung. [Experiment] (Unpublished)
|
Text (Ringkasan)
Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (218kB) |
|
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (326kB) |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (229kB) |
|
|
Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis sebagai bagian penting dalam pelayanan kesehatan (PP RI, 2024). Rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes, 2022). Rekam medis terbagi menjadi dua jenis yaitu dokumen aktif yang masih digunakan secara aktif dan dokumen inaktif dari pasien yang tidak datang ke rumah sakit selama beberapa tahun tertentu sesuai peraturan yang berlaku (Ikawati et al., 2022). Pemusnahan rekam medis inaktif merupakan usaha yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi penuhnya berkas rekam medis di ruang penyimpanan (Hilmansyah, 2021). Rumah Sakit Daerah Mangusada merupakan fasilitas kesehatan tingkat lanjut tipe B yang dinaungi oleh Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan berfungsi sebagai salah satu rumah sakit rujukan utama di wilayah tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara dengan kepala rekam medis dan petugas filling, sebelum dimusnahkan rekam medis yang memiliki nilai guna akan di-scan terlebih dahulu dan disimpan dalam penyimpanan lokal komputer. Namun pelaksanaan pemusnahan berkas rekam medis di Rumah Sakit Mangusada belum dapat terjadwal kembali setelah dilakukan terakhir pada 2019 karena keadaan darurat yaitu terkena banjir. Berdasarkan hasil observasi di ruang penyimpanan rekam medis inaktif, terdapat 152.542 rekam medis mulai tahun 2009 hingga tahun 2020 yang seharusnya dimusnahkan dengan jumlah lembaran mencapai 3.642.253 lembar. Faktor penyebab keterlambatan pemusnahan disebabkan adanya kebijakan terbaru dari Dinas Pemerintah Kabupaten Badung yang mewajibkan seluruh arsip milik instansi di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Badung untuk dimusnahkan oleh Dinas Kearsipan sehingga jadwal pemusnahan rekam medis harus disesuaikan dan menunggu koordinasi dengan Dinas Kearsipan, keterbatasan jumlah petugas pemusnahan yang hanya dua orang dengan beban kerja yang tinggi, keterbatasan ruang penyimpanan server dari hasil scan, dan ruang penyimpanan rekam medis inaktif di basement yang tidak dikelola dengan baik sehingga dokumen tekena air saat hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab keterlambatan pemusnahan rekam medis di Rumah Sakit Daerah Mangusada dengan menggunakan unsur 5M (Man, Money, Method, Material, dan Mechine). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi kepada 4 informan yaitu kepala rekam medis dan 3 petugas rekam medis RSD Mangusada Badung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab keterlambatan pemusnahan rekam medis di Rumah Sakit Daerah Mangusada yaitu pendidikan petugas sudah sesuai standar namun belum pernah mengikuti pelatihan khusus pemusnahan, jumlah petugas yang terbatas dengan beban kerja berlipat menyebabkan konflik prioritas kerja, kondisi fisik dokumen mengalami kerusakan akibat banjir berulang di basement, rak penyimpanan tidak mencukupi sehingga dokumen ditumpuk di lantai basement, ruang penyimpanan tidak memiliki sistem drainase yang memadai, belum ada kepastian jadwal pelaksanaan pemusnahan meskipun pengajuan telah dilakukan sejak awal tahun 2025, prosedur pemusnahan Dinas Kearsipan lebih kompleks dengan mekanisme pengemasan per box yang memakan waktu, serta keterbatasan kapasitas penyimpanan server SIMRS yang tidak seimbang dengan volume dokumen sehingga hasil scanning terpaksa disimpan di komputer lokal tanpa backup memadai.
| Item Type: | Experiment | ||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
||||||
| Uncontrolled Keywords: | Pemusnahan, Rekam Medis, Keterlambatan Pemusnahan | ||||||
| Subjects: | 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 353 - Kebijakan Kesehatan (dan Analis Kesehatan) | ||||||
| Divisions: | Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL | ||||||
| Depositing User: | Nadhita Febrianisa | ||||||
| Date Deposited: | 25 Nov 2025 03:13 | ||||||
| Last Modified: | 25 Nov 2025 03:13 | ||||||
| URI: | https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/47459 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
