Optimasi Proses Pengemasan Kopi Bubuk Robusta Kemasan 150 Gram pada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan Jember

Soffianita, Adelia (2025) Optimasi Proses Pengemasan Kopi Bubuk Robusta Kemasan 150 Gram pada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan Jember. [Experiment] (Unpublished)

	Text (Ringkasan) Ringkasan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (182kB)
	Text (Bab 1 Pendahuluan) Bab 1 Pendahuluan.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (311kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (390kB)
	Text (Laporan Lengkap) Laporan Lengkap (2).pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Politeknik Negeri Jember merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasional, yaitu suatu program pendidikan yang mengarahkan proses belajar mengajar pada tingkat keahlian secara spesifik yang dibutuhkan sektor industri. Kegiatan Magang adalah kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia industri dalam upaya pendekatan ataupun meningkatkan kualitas dari mahasiswa dengan kompetensi mahasiswa sesuai dengan bidangnya. Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan Jember merupakan salah satu perusahaan milik daerah Kabupatenn Jember yang bergerak pada komoditas tanaman perkebunan. Komoditas yang ditanam yaitu karet, kayu, cengkeh dan kopi. Salah satu komoditas tanaman perkebunan yang popular pada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan yaitu kopi. Kegiatan pengolahan kopi meliputi, penyangraian, penggilingan, pengemasan dan pemasaran. Salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam proses produksi kopi, baik dalam bentuk biji maupun bubuk yaitu pengemasan. Proses pengemasan di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan masih ditemukan beberapa kendala, seperti sensor pemotong mesin tidak tepat pada tata letaknya, setingan mesin pada bagian takaran sehingga berat tidak sesuai, terdapat kemasan yang terbuang saat proses pengemasan seperti kemasan yang tidak terisi produk atau kosong namun sudah tersegel dan kemasan yang bocor, rusak atau tidak tersegel sempurna sehingga dilakukan pengemasan ulang dan kemasan sebelumnya tidak dapat digunakan kembali dan akhirnya menjadi limbah yang tidak terpakai. (Jurusan Manajemen Agribisnis, Program Studi D-IV Manajemen Agroindustri, Politeknik Negeri Jember)

Actions (login required)

View Item