Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Aspek Koding Di Instalasi Administrasi Penjamin Pasien RSPAD Gatot Soebroto

Londa, Agnes (2024) Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Aspek Koding Di Instalasi Administrasi Penjamin Pasien RSPAD Gatot Soebroto. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
Ringkasan.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (155kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab1Pendahuluan.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (249kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (178kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Aspek Koding Di Instalasi Administrasi Penjamin Pasien RSPAD Gatot Soebroto Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab pending klaim aspek koding di Instalasi Penjamin Pasien RSPAD Gatot Soebroto dengan teori kinerja Gibson et al., (2020) berdasarkan variabael individu (Kemampuan, keterampilan dan latar belakang) variabel psikologis (sikap, belajar dan motivasi) dan variabel organisasi (sumber daya, kepemimpinan dan desain pekerjaan). Subjek penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari 3 orang koder rawat inap, 2 orang koder rawat jalan dan 1 orang Kaur Subyan IAPP. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi dan dokumentasi di Instalasi Penjamin Pasien. Pada variabel individu diketahui bahwa pemahaman petugas koding terhadap ICD-10 khususnya volume 2 belum maksimal dan latar belakang pendidikan koder tidak sesuai dengan kualifikasi untuk melakukan pengkodean dan klasifikasi klinis. Pada variabel psikologis didapatkan bahwa petugas koding jarang melakukan pengecekan kode diagnosis pada ICD 10 dan kode tindakan /prosedur pada ICD-9-CM dan petugas koding ada yang baru mengikuti pelatihan 1 atau 2 kali. Pada variabel organisasi didapatkan informasi bahwa belum tersedia SPO khusus terkait pengkodingan ICD-10 dan ICD-9-CM, Belum tersedianya lampiran BA Kesepakatan Bersama Permasalahan Klaim INA-CBG pada komputer yang digunakan oleh petugas koding serta belum dilakukan audit koding secara berkala. Merujuk pada hasil kesimpulan penelitian tersebut peneliti memberikan saran bagi petugas koding di IAPP wajib menggunakan ICD-10 dalam pengkodean diagnosis dan ICD-9-CM dalam pengkodean tindakan. Pihak IAPP perlu penyusunan SPO terkait pengkodingan ICD-10 dan ICD-9-CM. Pihak IT rumah sakit perlu merancang sebuah sistem yang dapat mendeteksi kesesuaian kode berdasarkan BA Kesepakatan Bersama Permasalahan klaim INA-CBG, Pihak Diklat perlu menyekolahkan petugas koding untuk meningkatkan kemampuan dalam pemahaman terkait ICD-10 dan ICD-9-CM yang merupakan pedoman dalam pengkodean diagnosis dan tindakan. Pihak personalia perlu menempatkan petugas koding di IAPP sesuai dengan kualifikasi pendidikan yaitu Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorPratama, Mudafiq RiyanNIDN0709058903
Uncontrolled Keywords: ICD-10, ICD-9-CM,JKN, KLAIM INA-CBG, Koding
Subjects: 550 - Rumpun Ilmu Ekonomi > 570 - Ilmu Manajemen > 571 - Manajemen
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL
Depositing User: Agnes Londa
Date Deposited: 15 Jan 2025 06:46
Last Modified: 15 Jan 2025 06:47
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/38681

Actions (login required)

View Item View Item