Analisis Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengkodingan Rawat Jalan Kasus Fracture di Rsud Haji Provinsi Jawa Timur

Anggraeni, Rahmalia Ayu (2024) Analisis Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengkodingan Rawat Jalan Kasus Fracture di Rsud Haji Provinsi Jawa Timur. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
Ringkasan.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (26kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1. Pendahuluan.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (118kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (136kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
Laporan Lengkap.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Pengkodean diagnosis penyakit yang bermutu adalah pengkodingan yang dilakukan secara tepat, akurat serta presisi. Pengkodingan yang bermutu merupakan salah satu bukti autentik hukum dan salah satu data yang penting dalam pelaporan morbiditas dan mortalitas kesehatan. Pengkodingan penyakit mengacu pada ICD-10 (International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems, Tenth Revision) yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization). Pedoman dalam penggunaan pengkodean ICD-10 diatur dalam ICD-10 volume 2 tak terkecuali penggunaan kode untuk blok XIX untuk kasus penyakit akibat kecelakaan, cedera, keracunan, bencana alam, pendarahan, maupun penyebab-penyebab lainnya. Mengutip pada ICD-10 (2010) blok XIX menyatakan bahwa terdapat penyediaan subbagian dalam penggunaan karakter tambahan jika tidak memungkinkan atau tidak diinginkan untuk penggunaan beberapa kode yang berguna untuk mengidentifikasi fraktur dan luka terbuka maka karakter ke-5 (0) untuk keterangan luka tertutup dan karakter ke-5 (1) untuk luka terbuka, fraktur yang tidak diindikasikan sebagai tertutup atau terbuka harus diklasifikasikan sebagai tertutup. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap 70 rekam medis elektronik pasien kasus fracture pada unit rawat jalan yang dipilih secara acak. Hasil observasi yang telah dilakukan dari total 70 rekam medis elektronik yang diamati pada kasus pasien fracture rawat jalan didapati hasil bahwa total pengkodingan diagnosis kasus fracture yang optimal atau lengkap disertai dengan penggunaan karakter ke-5 sebanyak 37 rekam medis elektronik atau dengan nilai persentase sebesar 53%, sedangkan untuk pengkodingan kasus fracture rawat jalan yang kurang optimal atau belum lengkap penggunaan karakter kelimanya sebanyak 33 rekam medis elektronik dengan nilai persentase sebesar 47%. Tujuan dari penelitian dalam laporan PKL ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab ketidaklengkapan pengkodingan kasus fracture di unit rawat jalan RSUD Haji Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan teori Lawrence Green (1980) dalam Pakpahan et al., (2021) yaitu predisposing factor, reinforcing factor, dan enabling factor. penelitian ini merupakan penelitian dengan analisis deskriptif yakni analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah dikumpulkan sesuai dengan kenyataan kemudian disajikan dalam bentuk narasi informasi yang diharapkan mudah dipahami oleh pembaca. Responden penelitian dalam laporan PKL ini terdiri dari 3 orang informan yaitu kepala instalasi rekam medis, koordinator koding, serta coder rekam medis rawat jalan. Hasil penelitian dalam laporan PKL ini menunjukkan bahwa faktor penyebab ketidaklengkapan pengkodingan diagnosis fracture rawat jalan di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur pada variable predisposing factor yaitu berdasarkan aspek pengetahuan seluruh petugas koding telah mengetahui mengenai ketentuan pengkodingan fracture harusnya dilengkapi dengan karakter ke-5 sebagai keterangan dari kondisi luka namun, faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengkodingan karakter ke-5 pada kasus fracture adalah tidak tercantumnya keterangan luka terhadap diagnosis fracture yang dituliskan oleh dokter pada SOAP sehingga petugas cenderung melakukan koding sesuai dengan apa yang tertulis pada H3IS. Variable reinforcing factor adalah belum dilakukannya evaluasi berkala terhadap hasil pengkodean serta belum diterapkannya sistem reward dan punishment sehingga mengurangi motivasi coder untuk memastikan kelengkapan pengkodean. Variabel enabling factor yaitu belum meratanya distribusi ICD-10 berbentuk soft file pada tiap komputer coder serta belum adanya pelatihan yang secara spesifik membahas mengenai fracture maupun pengkodingan diagnosis penyakit yang mempunyai persyaratan khusus seperti fracture. Usulan perbaikan yang dapat direkomendasikan dari faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaklengkapan pengkodingan karakter ke-5 pada diagnosis kasus fracture unit rawat jalan di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur yaitu pengadaan pelatihan yang dijadwalkan secara rutin dan juga disertai dengan topik pelatihan yang lebih spesifik terutama membahas mengenai pengkodingan diagnosis yang mempunyai aturan pengkodingan khusus pada ICD-10 seperti contohnya diagnosis fracture. Intalasi rekam medis harus melakukan pembaharuan terhadap SPO pengkodingan diagnosis dan tindakan medis pasien rawat jalan yang relevan dengan aplikasi H3IS dan juga ICD kemudian melakukan sosialisasi tentang SPO yang telah selesai dan diresmikan. Selain itu perlunya diberlakukan sistem reward dan punishment yang lebih tegas, reward yang diberikan dapat berupa ungkapan kalimat selamat pada saat rapat internal instalasi rekam medis, sedangkan punishment dapat dilakukan dengan pemberian teguran secara personal oleh koordinator koding, namun jika dirasa teguran tidak menimbulkan efek jera maka peneguran dapat diserahkan pada kepala instalasi rekam medis melalui pemberian surat peringatan.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorWicaksono, Andri PermanaNIDN0005038702
Uncontrolled Keywords: ketidaklengkapan pengkodingan, fracture
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 370 - Ilmu Keperawatan dan Kebidanan > 379 - Analis Medis
340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 353 - Kebijakan Kesehatan (dan Analis Kesehatan)
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL
Depositing User: Rahmalia Ayu Anggraeni
Date Deposited: 09 Jan 2025 05:15
Last Modified: 09 Jan 2025 05:15
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/38132

Actions (login required)

View Item View Item