Teknik Pengembangan Agens Pengendali Hayati (APH) Cair Beauveria bassiana di UPT PTPH Wilker Tulungagung

Aulia Amrull, Fikran (2024) Teknik Pengembangan Agens Pengendali Hayati (APH) Cair Beauveria bassiana di UPT PTPH Wilker Tulungagung. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Rigkasan)
RINGKASAN PKL.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (174kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
Pendahuluan PKL.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (168kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA PKL.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (146kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
Fikran_PKL.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Teknik Pengembangan Agens Pengendali Hayati (APH) Cair Beauveria bassiana di UPT PTPH Wilker Tulungagung, Fikran Aulia Amrullah, Nim A42201116, Tahun 2024, 41 hlm, Produksi Pertanian, Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Politeknik Negeri Jember, Tirto Wahyu Widodo S.P., M.P (Dosen Pembimbing) dan Yanuar Ery Noorsanto, S.P (Pembimbing lapang). Dalam meningkatkan sumber daya manusia yang baik maka diperlukan kualitas manusia yang baik pula. Praktek Kerja Lapang (PKL) menjadi salah satu kesempatan bagi mahasiswa dalam mengasah keterampilan yang di dapatkan selama masa perkuliahan. Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan memberikan banyak ilmu dan manfaat yang nantinya diterapkan dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Praktik Kerja Lapang (PKL) tersebut merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Jember yang disesuaikan dengan program studi yang di tempuh oleh tiap mahasiswa. Selain itu PKL juga merupakan salah satu pendidikan atau wadah bagi mahasiswa untuk memproleh pengalaman yang baru, dengan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang ada dan juga dapat menyesuaikan dengan teori yang telah diberikan pada waktu perkuliahan sehingga dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengamati suatu persoalan dan masalah, baik secara teori ataupun kenyataan di lapang. UPT PTPH Wilker Tulungagung menjadi salah satu tempat pengembagan pertanian dalam melakukan pengendalian secara hayati pada komoditi tanaman pangan dan holtikultura. Kantor Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Proteksi Tanaman Pangandan Hortikultura di Tulungagung berdiri sejak tahun 1983. Kantor Wilayah Kerja ini lahir dengan nama Labolatorium Pengamatan, Peramalan, Jasad Pengganggu Tanaman Pangan (LPPJPTPH), pada tahun 2001 mengikuti otonomi daerah nama Kantor Wilayah berubah menjadi Labolatorium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (LPHPTPH). Kemudian di tahun 2018 kantor berubah nama menjadi Satgas Proteksi Tanaman pangan dan Hortikultura, di tahun 2020 kantor diubah menjadi Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Proteksi tanaman Pangan dan Hortikultura di Tulungagung. Tempat ini melakukan berbagai pengembangan seperti pembuatan agens hayati cair, perbayakan isolat jamur dan cendawan, menghitung kerapatan spora milik petani, menghitung jumlah koloni milik petani, menanam tanaman refugia dll. Salah satu kegiatan saat ini yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari oleh mahasiswa yaitu pembuatan agens hayati (APH) cair Beauveria bassiana sebagai isektisida nabati pada tanaman pangan. perbanyakan Agens Hayati yang memiliki bahan utama kentang dan gula. Kentang memiliki banyak kandungan seperti karbohidrat, mineral fosfor, natrium dan masih banyak lagi oleh karenanya kentang dapat dijadikan sebagai media bagi pertumbuhan mikroorgaisme dalam perbanyakan Agens Hayati. Peran gula dalam media EKG yaitu sebagai energi dan juga makanan bagi mikroorganisme. Berdasarkan kegiatan praktik kerja lapang yang telah dilakukan di UPT PTPH Wilker Tulungagung pembuatan agens hayati menjadi kegiatan yang penting dikarenakan penerapan budidaya yang sehat harus menerapkan sistem pertanian yang organik dengan cara penerapan secara PHT. Beberapa penelitian juga mengkonfirmasi bahwa efek negatif lain dari penggunaan bahan kimia yaitu pengurangan biodiversitas, resistensi hama, peningkatan populasi hama, serta adanya residu senyawa berbahaya (Ondiaka et al., 2008). Permasalahan tersebut dapat dikendalikan dengan penggunaan bahan organik atau Bioinsektisida tanpa menimbulkan permasalahan yang lain. Bioinsektisida yang terbuat dari jamur entomopatogen, seperti Beauveria bassiana, terbukti efektif dalam mengendalikan berbagai spesies serangga hama. Cendawan entomopatogen merupakan salah satu agens pengendalian hayati yang berpotensi untuk mengendalikan hama tanaman (Muhtady dan Fitri, 2021)

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorWidodo, Tirto WahyuNIDN0017129203
Uncontrolled Keywords: Keywords : Beauveria bassiana, Biological Control
Subjects: 140 - Rumpun Ilmu Tanaman > 150 - Ilmu Pertanian dan Perkebunan > 153 - Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman
Divisions: Jurusan Produksi Pertanian > Prodi D4 Teknik Produksi Tanaman Pangan > PKL
Depositing User: Fikran Aulia Amrullah
Date Deposited: 22 Jul 2024 03:12
Last Modified: 22 Jul 2024 03:13
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/34665

Actions (login required)

View Item View Item