Peningkatan Produksi Tabulampot Sawo Hitam (Diospyros Nigra) dengan Teknik Grafting di Cv. Cilengko Farm Kabupaten Banyumas

Indriani, Viona (2024) Peningkatan Produksi Tabulampot Sawo Hitam (Diospyros Nigra) dengan Teknik Grafting di Cv. Cilengko Farm Kabupaten Banyumas. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
Ringkasan Magang.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (181kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 Magang.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (180kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka Magang.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (147kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
Viona Indriani_Laporan Magang Final.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Sawo hitam sebenarnya sama dengan genus Diospyros dengan kesemek. Sawo hitam lebih mengacu pada penamaan inggrisnya yaitu Black sapote. Kadang sawo hitam sering disebut sebagai chocolate pudding fruits dikarenakan teksturnya yang mirip dengan pudding coklat tetapi dengan tingkat kemanisan sangat rendah tetapi memiliki banyak vitamin. Kegiatan magang dilaksanakan di CV. Cilengko Farm terletak di Jalan Raya Baturaden KM 5, Pabuaran RT. 01/RW. 01, Karang Blimbing, Pabuaran, Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 01 Februari 2024 – 07 Juni 2024. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin – sabtu dengan jadwal kerja disesuaikan dengan jam kerja yaitu alokasi waktu selama 10 jam/ hari. Di Indonesia, bibit tanaman sawo hitam masih cukup langka dikarenakan harganya yang melambung tinggi sehingga petani masih ragu untuk membudidayakannya. Maka dari itu diperlukannya suatu metode perbanyakan yang hasilnya sama dengan induknya dan cepat berbuah. Salah satu metodenya yaitu menggunakan perbanyakan vegetatif yaitu grafting. Sambung pucuk (grafting) merupakan kegiatan menyambungkan dua bagian tanaman yang berbeda agar menjadi satu kesatuan. Grafting pada tanaman sawo dapat dilakukan apabila minimal diameter batang tanaman sudah 0.6 mm. Sebelum melakukan grafting sebaiknya memilih bibit yang sehat, tumbuh baik, dan batangnya lurus. Pohon sawo induk yang akan diambil entresnya harus memiliki varietas unggul yang berbuah, sehat dan bebas hama dan penyakit. Entres yang diambil dari pohon induk sawo hitam berupa cabang yang ujungnya tidak sedang tumbuh pupus/berhenti tumbuh. Setelah dilakukannya grafting, perlu dilakukan pemeliharaan kelanjutan sampai penanganan pasca panen agar tanaman tumbuh dengan optimal dan menghasilkan buah yang bagus. Pemeliharaan yang dilakukan yaitu meliputi penyiraman, pemupukan, sanitasi, pengendalian OPT, dan offering polibag. Setelah melakukan grafting pada tanaman sawo harus dicek secara berkala, yaitu memastikan entres tidak gosong, apabila gosong maka dinyatakan grafting gagal. Tanaman harus selalu disiram apabila kondisi tanaman kering tetapi jangan langsung dilakukan pemupukan dan pengedalian OPT. Pemupukan dan pengendalian OPT bisa dilakukan apabila tanaman sudah dipindah dalam polibag yang ukurannya lebih besar dan grafting berhasil.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorFirgiyanto, RefaNIDN0726039002
Uncontrolled Keywords: Sawo Hitam, Grafting
Subjects: 140 - Rumpun Ilmu Tanaman > 150 - Ilmu Pertanian dan Perkebunan > 152 - Hortikultura
140 - Rumpun Ilmu Tanaman > 150 - Ilmu Pertanian dan Perkebunan > 154 - Budidaya Pertanian dan Perkebunan
Divisions: Jurusan Produksi Pertanian > Prodi D3 Produksi Tanaman Hortikultura > PKL
Depositing User: Viona Indriani
Date Deposited: 11 Jul 2024 07:03
Last Modified: 11 Jul 2024 07:04
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/33877

Actions (login required)

View Item View Item