Analisis Manajemen Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Kegiatan Retensi Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Maghfira, Jennie Raissa (2021) Analisis Manajemen Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Kegiatan Retensi Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. [Experiment] (Unpublished)

[img] Text (Ringkasan)
RINGKASAN.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (227kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (237kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (224kB)
[img] Text (Laporan Lengkap)
LAPORAN LENGKAP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Retensi rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis dari rak penyimpanan dengan penentuan jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis ditentukan atas dasar. Tujuannya adalah mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah dan menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan berkas rekam medis yang baru. Kegiatan retensi dilakukan oleh petugas penyimpanan (filing) secara periode tertentu. Tujuannya adalah mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah dan menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan berkas rekam medis yang baru. Dokumen yang sudah diretensi harus disimpan pada ruang terpisah dari dokumen rekam medis aktif dengan mengurutkan sesuai tanggal terakhir berobat. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan, atau tidak terduga dalam sebuah aktivitas. Dengan kata lain “Kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidak pastian yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pencegahan dan rehabilitasi. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sistem perlindungan tenaga kerja. Berdasarkan survei pendahuluan pada RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tanggal 21 April 2021 pada bagian retensi. Ditemukan bahwa beberapa petugas mengalami risiko tersayat map, terjadi gangguan pernafasan seperti bersin karena debu, petugas enggan menggunakan APD, kekhawatiran petugas tertimpa dokumen rekam medis saat mengambil berkas karena rak yang terlalu tinggi, dan risiko yang dikeluhkan petugas di bagian retensi diantaranya nyeri (musculoskeletal disorders). Hal ini berdampak pada tingkat keselamatan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu risiko lain yang mungkin terjadi pada bagian retensi yaitu risiko psikologi. Risiko psikologis merupakan risiko yang tidak terlihat, Bahaya psikologi di tempat kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi kerja. Menurut hasil wawancara dengan petugas bawasanya beberapa tugas mengalami ketidaknyamanan pada kondisi kerja dan stress kerja yang diakibatkan beban kerja yang ada. Berdasarkan hasil penilaian risiko yaitu Risiko dengan mendapatkan kategori tinggi yaitu Tersayat map dokumen rekam medik, Kejatuhan dokumen rekam medik, Pegal pada bahu, tangan, dan lutut. Risiko ini merupakan risiko tinggi perlu mendapat penanganan yang baik agar risiko ini tidak terjadi lagi pada petugas saat melakukan pekerjaanya. Risiko dengan mendapatkan kategori moderat yaitu Bersin saat dokumen terpapar debu dan ketidaknyamanan pada kondisi kerja. Risiko ini merupakan risiko sedang yang harus dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Risiko dengan mendapatkan kategori rendah yaitu terjadinya Gangguan kosentrasi kerja dan Stress kerja pada tempat kerja. Risiko ini merupakan risiko rendah yang dapat diselesaikan dengan saling koordinasi antara petugas retensi. Sehingga kelola atau pengendalian risiko dengan mengganti atau redesain bahan map yang lebih aman (tidak tajam), menyediakan alat penyedot debu, membuat SOP khusus kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan retensi, dan mewajibkan petugas menggunakan APD.

Item Type: Experiment
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorAlfiansyah, GamasianoNIDN199004052018031001
Subjects: 340 - Rumpun Ilmu Kesehatan > 350 - Ilmu Kesehatan Umum > 351 - Kesehatan Masyarakat
Divisions: Jurusan Kesehatan > Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan > PKL
Depositing User: Jennie Raissa Maghfira
Date Deposited: 17 Feb 2022 02:34
Last Modified: 17 Feb 2022 02:35
URI: https://sipora.polije.ac.id/id/eprint/10848

Actions (login required)

View Item View Item